Presiden Amerika Serikat, Barack Obama pada hari Sabtu (22/5) menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak dapat bertindak sendirian di dunia ini. Hal itu dikemukakan dalam pidato yang menguraikan tentang strategi baru bagi keamanan nasional, yang dilakukan dengan menjauhkan politik sepihak, seperti yang dijalankan pada era pendahulunya, yaitu presiden George W. Bush.
Presiden Amerika melontarkan pandangannya terkait upaya untuk menjaga keamanan Amerika Serikat, sementara Amerika terlibat dalam peperangan di Irak dan Afghanistan, mengambil kerjasama internasional di pusat politik luar negerinya, dengan menyusun kerjasama internasional dalam politik luar negerinya, yang tentu berbeda dengan “diplomasi koboi” yang dijalankan pendahulunya, Bush.
Obama mengatakan kepada lulusan Akademi Militer AS di West Point bahwa “Beban abad ini tidak dapat dipikul hanya oleh tentara kita sendirian, sebagaimana hal itu juga tidak dapat dipikul oleh AS sendirian.”
Ia menambahkan bahwa “Para musuh kita ingin melihat Amerika lemah kekuatannya dengan jalan membiarkan Amerika bertahan sendirian di daerah konflik.”
Ajudan Obama menilai bahwa pidato Obama ini sebagai gambaran awal dari strategi keamanan nasional. Ia merupakan dokumen politik yang diminta setiap tahun dari presiden Amerika berdasarkan ketentuan perundang-undangan. Dan itu sebelum dipublikasikannya minggu depan.
Pada tahun 2002, Bush telah menyusun apa yang dikenal secara luas sebagai “Dokrin Bush”, yang menegaskan bahwa Amerika Serikat akan melancarkan perang preemptif terhadap negara-negara dan kelompok-kelompok teroris yang mengancam Amerika Serikat, sedangkan apa yang terjadi setelah itu, invasi yang dipimpin Amerika di Irak.
Pemerintahan Obama membangun spekulasi bahwa strategi baru ini akan menarik dokrin yang selama ini memicu kontroversial. Dan sebgai gantinya Amerika fokus pada kebutuhan untuk mencegah serangan melaui hubungan multilateral dan intelijen yang kuat.
Afghanistan dan Islam
Meskipun Obama tidak memberi sinyal dengan jelas mengenai hal ini dalam pidatonya di West Point. Namun ia menegaskan pada saat yang sama bahwa satu-satunya alasan pasukan Amerika terus melakukan pertempuran di Afghanistan adalah bahwa “Konspirasi terus berlanjut sampai hari oleh militan al-Qaeda yang berada di belakang serangan 11 September 2001 atas Amerika Serikat.”
Obama mengatakan bahwa Amerika Serikat harus memperkuat aliansi yang sudah ada sekarang, serta membangun kemitraan baru, dan bekerja untuk memajukan hak asasi manusia di dunia.
Dan ia mengatakan, “Kami menyadari tentang kelemahan sistem internasional kami. Akan tetapi Amerika tidak berhasil untuk keluar dari kerja sama saat ini.”
Ia menambahkan, “Kita harus membangun sistem global yang memungkinkan untuk melawan tantangan zaman.”
Sebagaimana Obama juga terus melakukan kontak dengan dunia Islam. Sementara al-Qaeda menuduh Amerika mendistorsi nilai-nilai Islam, yang secara sepihak menggunakan istilah seperti “perang melawan terorisme”, dan “Islamofasisme” yang digunakan oleh Bush secara sistematis, sehingga menyebabkan ketakutan banyak kaum Muslim terhadap aktivis Islam.
Obama mengatakan, “Para ekstremis menginginkan perang antara Amerika dan Islam. Sedangkan kaum Muslim merupakan bagian dari kehidupan nasional kita.” (aljazeera.net, 23/5/2010)
Mereka (orang kafir) membuat makar, maka Allah akan membalas makar itu.
Kemenangan Islam telah Allah janjikan.