Jakarta – Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ikrar Nusa Bhakti, menganggap konyol wacana Partai Demokrat untuk menjagokan Ani Yudhoyono sebagai calon presiden 2014. “Itu politically absurd. Tidak masuk akal,” kata dia ketika dihubungi Tempo, Selasa (25/5). Dalam wawancara dengan Tempo di Bandung, Senin lalu, Ketua Umum Partai Demokrat yang baru terpilih, Anas Urbaningrum, tidak menolak munculnya aspirasi di partainya yang menghendaki Ani Yudhoyono sebagai calon presiden 2014. Meski, menurut dia, Yudhoyono tidak mempersiapkan istrinya sebagai calon presiden 2014. “Kami ingin mengatakan aspirasi itu tetap hidup di kalangan internal Partai Demokrat,” kata Anas. “Saya tidak ingin menutup kemungkinan itu.”
Menurut Ikrar, banyak alasan mengapa dirinya menyatakan pencalonan Ani sebagai tidak masuk akal. Pertama, ia tidak melihat kadar intelektual Ani sebagai pemimpin bangsa. Apalagi, pada 2014, tantangan ekonomi global semakin dasyat. Kedua, selama menjabat sebagai ibu negara, Ani tidak memberikan karya untuk bangsa yang benar-benar memorable.
“Apa yang diharapkan dari Ani Yudhoyono? Dulu, Bu Tien (Tien Soeharto, istri Presdien Soeharto), walaupun banyak dikritik, seperti proyek Taman Mini, Taman Bunga Cipanas, Museum Wayang dan macam-macam, tapi toh memorable,” kata Ikrar. Kalau katanya Ani juga membuat buku pintar keliling, Ikrar melanjutkan, “Pertanyaannya, berlanjut tidak? Jangan-jangan cuma bagian lipstick policy atau kebijakan gincu karena tidak ada.”
Ikrar mengatakan memang ada politic dinasty, seperti yang terjadi di keluarga Ghandhi, Kennedy, Bill Clinton, dan George Bush. Namun, mereka bukanlah orang-orang yang menjadi politisi karbitan, tapi semuanya benar-benar ditempa (well educated) untuk menjadi calon pemimpin bangsa.
“Kalau dibandingkan Bill Cinton-Hillary dan SBY-Ani Yudhoyono seperti langit dan bumi,” kata Ikrar, “SBY jangan memaksakan, mengkarbitkan anak atau istri sendiri yang belum matang secara politik untuk dijago-jagokan jadi calon presiden.”
IIkrar menganggap SBY sangat konyol jika mewariskan negeri ini kepada istri atau anaknya. “Akan semakin konyol jika ada yang memilih dia jadi calon presiden nantinya,” ujarnya bersemangat. (tempointeraktif.com, 25/5/2010)
setuju dengan bung ikrar,mau jadi apa negeri ini jika d pimpin oleh orang yang benar-benar bukan ahlinya maka kehancuran yang akan d t
unggu
Ahahaha..
ketika rakyat jadi mainan pemerintah
seperti kata iklan:
“buat rakyat koq coba coba, hehe”