Mahmud Abbas, Presiden Otoritas Ramallah pada Senin 2010/05/24 menegaskan kepada jaringan televisi Prancis tentang penolakan penuh pilihan perjuangan bersenjata terhadap Israel untuk mencapai kepentingan politik bagi Palestina.
Abbas tetap berkomitmen dengan solusi diplomatik. Ia berkata bahwa dirinya telah mengusulkan masalah perundingan dengan Tel Aviv pada pertemuan Liga Arab untuk mempelajari semua pilihan yang mungkin seputar langkah-langkah politik ke depan yang harus dijalankan jika negosiasi langsung Palestina-Israel gagal. Bahkan ia memutuskan untuk menggunakan Dewan Keamanan PBB guna memisahkan pihak-pihak yang berkonflik.
Abbas mengatakan bahwa negara Palestina pada saat berdirinya sangat membutuhkan dukungan dan bantuan pihak-pihak internasional untuk membangun kembali aparat keamanan Palestina.
Sementara, pada saat Abbas bersikeras dengan solusi diplomatik untuk mendirikan negara Palestina, Netanyahu, Perdana Menteri entitas Yahudi justru meminta kembali ke perdamaian ekonomi, bukannya berusaha untuk memblokir pembangunan negara Yahudi. Netanyahu mengatakan bahwa, “Otoritas Palestina harus memilih jika mereka menginginkan perdamaian dan memperbaiki standar kehidupannya, atau memang menginginkan perang dan memperpanjang konflik ini selamanya.”
Ia menambahkan bahwa Israel menginginkan perdamaian dengan Palestina, dan memperbaiki kehidupan rakyat kedua negara, serta mencapai kesepakatan sebenarnya yang akan mewujudkan keamanan dan kemakmuran.
Dengan demikian, entitas Yahudi menginginkan keamanan dan pembangunan ekonomi. Sementara Abbas yang akan menjamin keamanan Yahudi dengan menolak perjuangan bersenjata, bahkan hanya sekedar sebagai ancaman sekalipun (kantor berita HT, 26/5/2010).
Selama tdk berpegang teguh pd tali Allah SWT dan Rasulnya SAW dengan menegakkan Syariah dan Khilafah Rasyidah dlm perjuangan pembebasan Palestin ini, maka kehormatan dan harga diri manusia yg mengaku Muslim ini tak akan terjadi.