Washington – Para perencana militer Amerika Serikat kini sedang mencermati opsi serangan sepihak di Pakistan, untuk diterapkan, jika keberhasilan serangan di bumi AS ditelusuri sampai ke wilayah suku Pakistan, kata surat kabar The Washington Post dalam laporannya Jumat malam.
Balasan AS itu akan diterapkan hanya jika dalam situasi gawat, kata para pejabat senior militer yang tak disebut namanya kepada Post, sebagaimana dikutip dari AFP.
Situasi itu mungkin termasuk bencana serangan yang meyakinkan Presiden Barack Obama tidak cukup dengan melakukan operasi serangan-serangan pesawat tak berawak CIA.
“Kini sedang dirancang untuk membangkitkan kembali kesadaran berkaitan dengan kasus Times Square,” kata seorang pejabat pada surat kabar itu.
Laporan itu terjadi untuk membangkitkan ingatan serangan 1 Mei yang gagal di Times Square, New York, yang padat pengunjung, dan kawasan teater tersibuk di kota tersebut.
Faisal Shahzad, warga AS lahir di Pakistan berumur 30 tahun, tekag ditahan karena berupaya untuk kabur ke luar negeri dengan penerbangan ke Dubai, 53 jam setelah pedagang kaki lima mengingatkan polisi tentang adanya asap yang datang dari sebuah kendaraan yang diparkir di sana.
Kendaraan van itu ditemukan berisikan sebuah bom yang terdiri alat pengatur waktu, kabel-kabel, kembang api, bensin, tabung propane dan pupuk.
Shahzad pada 1 Juni akan disidangkan di satu pengadilan federal di New York.
Para pejabat AS mengatakan, Shahzad memiliki jalinan dengan gerilyawan Taliban Pakistan, dan Obama telah mengirimkan dua pembantu senior keamanan nasional je Islamabad untuk melakukan penyelidikan bersama atas upaya serangan bom mobil 1 Mei yang gagal itu.
Menurut The Washington Post, pemerintah AS sedang berupaya untuk memperdalam hubungan dengan para pejabat intelijen Pakistan dalam rangka menangkal serangan yang dilakukan kelompok-kelompok militan.
Kedua negara baru-baru ini telah membentuk pusat intelijen militer gabungan di pinggiran kota barat laut Peshawar, dan juga dirundingkan untuk dibentuk di dekat Quetta, kata surat kabar itu. (ANTARA, 29/5/2010)