Amman – Para aktivis pro-Palestina mengaku diperlakukan kasar selama berada dalam tahanan Israel. Sebagian mengaku tidak mendapat cukup makanan dan minuman.
“Mereka (Israel) brutal dan arogan, tapi pesan kami sampai ke segala penjuru dunia bahwa blokade Gaza tidak adil dan harus dicabut segera,” cetus Walid al-Tabtabai, seorang anggota parlemen Kuwait yang ikut dalam rombongan misi kemanusiaan Freedom Flotilla.
Menurut al-Tabtabai, tak ada satu pun senjata yang dipegang para penumpang kapal. Padahal pemerintah Israel mengklaim bahwa pasukannya lebih dulu diserang dengan pisau dan senjata lainnya oleh beberapa penumpang di salah satu kapal, Mavi Marmara.
Al-Tabtabai beserta 100-an aktivis lainnya dari berbagai negara hari ini tiba di Yordania setelah dibebaskan dari penjara Israel. Mereka ditahan menyusul penyerangan pasukan Israel terhadap konvoi kapal kemanusiaan Freedom Flotilla pada Senin, 31 Mei lalu.
Seorang aktivis asal Aljazair, Izzeddine Zahrour mengaku mendapat perlakuan buruk selama ditahan Israel. Dikatakannya, otoritas Israel tidak memberikan cukup makanan dan minuman. Bahkan mereka juga kurang tidur dan tidak dibolehkan menggunakan toilet.
“Mereka memborgol kami, mendorong-dorong kami dan menghina kami,” tutur Zahrour seperti dilansir Xinhua, Rabu (2/6/2010).
Ratusan aktivis lainnya saat ini masih ditahan di Israel. Namun diperkirakan mereka akan dideportasi dalam beberapa hari ini. (detik.com, 2/6/2010)