HTI Press. Sabtu pagi 5 Juni 2010, DPC HTI Pulogadung kedatangan tamu, Ustadz Asmuni Solehan, Lc. Beliau adalah ulama yang dikenal juga sebagai penulis dan peterjemah buku-buku Islam. Bertempat di Maktab HTI Jakarta, beliau memenuhi undangan HTI untuk berdiskusi dengan fokus pembahasan “Prospek Perjuangan Syariah dan Khilafah di Indonesia.”
“Makna Diin dalam prespektif Al Qur’an tidak hanya agama, tapi juga kekuasaan dan qonun (undang-undang),” ujarnya mengawali diskusi. Sehingga, masih menurutnya, di sinilah relevansi tuntutan penegakan syariat dan Khilafah. Dan beliau menyepakati jika sesungguhnya setiap pergerakan Islam memiliki tujuan yang sama, yaitu tegaknya Syariah dan Khilafah.
Namun, fakta yang ada di lapangan, setiap gerakan tersebut memiliki metode perjuangan masing-masing. Pun, ummat belum seragam dalam memahami kewajiban syariah dan Khilafah. Hal inilah yang menjadi tantangan ke depan.
Ustadz Asmuni berpendapat perjuangan melalui parlemen adalah perjuangan yang minimalis. Karena mereka hanya menghasilkan segelintir undang-undang atau pun perda-perda syariat. Itu pun seringkali ditentang oleh para anggota parlemen yang lain. “Sama halnya dengan ceramah di depan para artis, efeknya sangat sedikit,” ujar ustadz lulusan LIPIA Jakarta ini menambahkan.
Meskipun demikian, dalam konteks dakwah, kita tetap harus menghargai upaya aktivis Islam yang berjuang secara parsial. “Toh, mereka juga ingin menyelamatkan ummat,” imbuhnya.
Menyikapi tragedi Kapal Mavi Marmara baru-baru ini, ustadz Asmuni melihat hal tersebut menjadi salah satu bukti ketidakkompakan para pemimpin negeri-negeri muslim di dunia. Beliau pun mengutip ucapan Ali bin Abi Thalib, “kebenaran yang tak terorganisir akan dikalahkan oleh kebathilan yang terorganisir. Yang terjadi di Palestina adalah buktinya.” Pemahaman beliau tentang kebenaran yang diorganisir adalah yang dipimpin oleh seorang pemimpin, yaitu Khalifah.
Beliau juga menyatakan bahwa perlu disampaikan pada ummat tentang satu ayat Al Qur’an sebagai penegasan Allah tentang kekuasaan yang diberikanNya pada sebagian di antara umat manusia. Allah SWT berfirman: “Dan dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya, dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. al-An’am (6) : 165)