Washington – Afghanistan ternyata menyimpan banyak cadangan mineral yang belum dimanfaatkan. Bahkan tim Amerika Serikat menemukan hampir US$ 1 triliun cadangan mineral yang mencakup logam-logam industri penting seperti lithium.
Demikian diberitakan New York Times mengutip pejabat-pejabat pemerintah AS. Selain lithium, cadangan mineral yang belum pernah diketahui sebelumnya itu juga mencakup besi, tembaga, kobalt dan emas. Cadangan mineral itu begitu besar sehingga bisa mengubah negara Afghanistan yang miskin menjadi salah satu pusat pertambangan penting dunia.
Kandungan mineral itu ditemukan oleh tim pejabat Pentagon dan geologis AS. Kekayaan alam itu ditemukan di berbagai penjuru Afghanistan termasuk di wilayah selatan dan timur di sepanjang perbatasan dengan Pakistan, tempat terjadinya perlawanan kelompok Taliban yang paling intens.
“Ada potensi mencengangkan di sini,” kata Jenderal David Petraeus, panglima U.S. Central Command dalam wawancara dengan New York Times seperti dilansir Reuters, Senin (14/6/2010).
“Tentunya ada banyak sekali, tapi saya pikir itu potensinya sangat besar,” imbuhnya.
Menurut sebuah memo internal Pentagon, Afghanistan bisa menjadi “lithium Arab Saudi”. Lithium merupakan bahan mentah kunci dalam produksi baterai untuk laptop dan barang-barang elektronik lain seperti telepon genggam.
Pejabat-pejabat AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan, Afghanistan saat ini tidak memiliki industri atau infrastruktur pertambangan. Jadi butuh waktu beberapa dekade bagi negeri itu untuk bisa mengeksploitasi benar-benar seluruh kekayaan mineralnya.
Menurut temuan AS itu, cadangan terbesar yang ditemukan sejauh ini adalah besi dan tembaga. Begitu besarnya kuantitas tersebut sehingga cukup untuk menjadikan Afghan sebagai produsen besar dunia.
Berita ini diduga akan meningkatkan persaingan antara pemain-pemain regional seperti China, India dan Rusia untuk merebut peran yang lebih besar dalam mengeksploitasi sumber daya alam tersebut.
Dua perusahaan China sebelumnya telah menyatakan komitmen mereka untuk investasi senilai US$ 4 miliar di sektor pertambangan tembaga Aynak, sebelah selatan Kabul, ibukota Afghanistan. Itu merupakan investasi asing non-militer terbesar di Afghanistan sejauh ini. (detik.com, 14/6/2010)
Semakin jelas bahwa tujuan sebenarnya AS dan sekutunya berperang di Afganistan adalah untuk menguasai kekayaan alamnya yang melimpah.Dasar penjajah laknat, akibat kerakusannya Ummat Muslim menjadi korban.Hanya dengan Khilafah Ummat Islam mendapatkan hak-haknya, bukan dengan sistem lainnya.Semoga Allah SWT segera mengirimkan seorang Kholifah Rasyidah. Amin…..Ya Robbal Alamin…!
Tujuan penjajahan yang dilakukan para Penjajah adalah mengeksploitasi sumber daya alam daerah jajahan dengan penindasan atas manusia dengan berbagai dalih atau pembenaran. Termasuk dengan Afghanistan, daerah dimana pada jaman keemasan kekhilafahan menjadi daerah yang makmur dan merdeka. Pada saat ini menjadi daerah konflik yang tidak pernah berhenti buah hasil dari penjajahan yang dilakukan oleh AS dan antek-anteknya. Apakah akan kita biarkan begitu saja saudara-saudara kita di Afghanistan berada dalam kesengsaraan secara politis, ekonomi, sosial dan segala aspek yang lain ?
Saudara-saudaraku mari kita bebaskan negeri-negeri Islam bebas dalam cengkeraman para Penjajah dengan menyerukan kesatuan opini umat untuk menegakkan syareah dan khilafah.
Allohu Akbar 3X
Negeri kaum muslimin adalah negeri yang diberkahi
apa tdk salah tuh ?
1 triliun $ dikali rp 10,000 = 10,000,000,000,000,000
wah wah dana abadi
Di tempat di mana banyak manusia yang bertakwa pada Allah, bumi yang dipijaknya pun mengeluarkan berkah. Subhanallah.
Satu sisi sangat baik sisi yang lain sangat membahayakan(bagaimana tdk tentu negara2 lain akan mengilar melihat kandungan kekayaan alam itu).Negara2 Islam harus besatu untuk membangun afganistan sebelum kekayaan itu di manfaatkan orang asing yang tdk bertanggung jawab…Semoga ini akan menjadi kebaikan dan kedamaian…Amin.