Sumber militer Rusia mengkonfirmasi bahwa negaranya telah mengirim pasukan khusus dari korps pasukan payung ke Kirgizstan pada hari Minggu (13/6) untuk mengamankan pangkalan militer yang ada di sana.
Sumber itu menambahkan: “Misi pasukan yang telah tiba adalah untuk memperkuat fasilitas pertahanan militer Rusia, dan menjamin keamanan personil militer Rusia dan anggota keluarganya,” demikian menurut laporan kantor berita Rusia, Interfax.
Sementara itu, mantan presiden Kirgizstan yang digulingkan, Kurmanbek Bakiyev membantah keterlibatannya dalam kekerasan etnis yang melanda bagian selatan negara itu, dan setidaknya menewaskan lebih dari 90 orang.
Bakiyev mengatakan dalam sebuah pernyataan: “Bahwa semua pemberitaan tentang keterlibatannya adalah kebohongan semata yang tidak bernila apa-apa,” demikian ia menjelaskannya.
Departemen Kesehatan Kyrgyz mengumumkan hari ini (13/6) tentang meninggalnya 97 orang, dan melukai lebih dari 1200 orang lainnya dalam kekerasan etnis yang mencengkeram negara itu sejak tiga hari yang lalu.
Pemerintah transisi telah memutuskan pada hari Minggu (13/6) untuk mengerahkan tentaranya, dan membolehkannya melepaskan tembakan tanpa peringatan terlebih dahulu di wilayah bagian selatan negara itu.
Bahkan konfrontasi ini dianggap sebagai aksi kekerasan terbesar sejak pemberontakan April lalu yang menewaskan 87 orang, dan menyebabkan jatuhnya rezim Presiden Kurmanbek Bakiyev (mediaumat.com, 14/6/2010)