Muballighah se-Aceh Bertekad Perjuangkan Syariah dan Khilafah.

Muballighah se-Aceh bertekad untuk memperjuangkan syariah dan khilafah. Itulah hasil dari Muktamar Muslimah Aceh yang diselenggarakan oleh MHTI NAD.

HTI Press. Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) Nanggroe Aceh Darusalam mengadakan Muktamar Muballighah Se-Aceh dengan tema  “Satukan langkah, terapkan Syariat, Songsong Khilafah Islamiyah” di Aula Garuda Centre, Banda Aceh, Jum’at (28/5). Acara Muktamar Mubalighah Aceh merupakan kelanjutan dari Muktamar Mubalighah Indonesia (MMI), di Istora Senayan, Jakarta 21 April lalu yang dihadiri sedikitnya 6.000 peserta.

Acara dibuka dengan opening speech yang berjudul “Songsong Khilafah Islamiyah: Kewajiban, dan Solusi Problematika Umat” oleh Ummu Syakira S.IP. Juga menghadirkan dua orator, yakni DPD II Banda Aceh Dra. Rita Satelinawati, DPD II Meulaboh Usth. Rusmanita, Dua Testimoni yakni Muballighah Banda Aceh Tgk. Fauziah Muhamad, dan  Dra. Hamdiyah A Latief, MA, MPU NAD. Dan sesi diskusi bersama DPP MHTI Dra. Rahma Qamariyah, M.Pdi. Acara  ini dihadiri sekitar 200 peserta. Acara dimulai pukul 08:30-12.45 WIB. Acara juga diliput oleh Media local, Aceh TV, dan media cetak Harian Aceh.

Pada kesempatan itu, Ummu Syakira, DPD I NAD, mengajak masyarakat melalui para muballighah untuk menyelesaikan segala problematika umat dengan syariah dan khilafah. Sementara itu, DPD II Banda Aceh, Dra. Ritha Satelinawati  menyampaikan “Nestapa masyarakat dalam system kapitalisme”, mengungkap semua permasalahan umat yang diakibatkan oleh sistem kapitalisme. Orator pertama ini juga, mengangkat contoh-contoh masalah yang melanda umat. Semisal 750-900 video porno dibuat dan diedarkan untuk meraih pundi-pundi rupiah, tragisnya nasib TKW, PSK meningkat 10% per tahun akibat kemiskinan, kasus gizi buruk, dan antrian BBM padahal negeri ini kaya akan sumber daya alam. Sementara itu DPD II Meulaboh, Usth. Rusmanita, mengajak para peserta untuk membebaskan masyarakat dari cengkraman kapitalisme dengan Syariah dan Khilafah.

Di sisi lain, muballighah Banda Aceh Tgk. Fauziah Muhamad, mengajak para muballighah untuk sama-sama meneladani rasulullah dalam menerapkan syari’ah  dan khilafah. Sedangkan, Dra. Hamdiyah A Latief, MA, mengajak para ulama perempuan bersinergi memperjuangkan syari’ah dan khilafah islamiyah.

Dalam sesi Tanya jawab, peserta antusias untuk menyampaikan pertanyaan dan pernyataan, yang dipandu oleh Host Rayhanah SPd. Diantaranya Ibu Sinarwati, muballighah dari kabupaten Bener Meriah, bertanya “Apa yang harus kami lakukan melihat umat dirundung kenestapaan akibat kapitalisme”. Dan ada juga ibu Khamisyah dari Wanita PERTI, “mengungkapkan dalam bentuk pernyataan kepada para muballighah untuk bersama-sama berjuang dalam menegakkan syariah dan khilafah”. Ibu Annisah Daud dari FORSAP NAD, dalam pernyataannya “mengajak para muballighah untuk berjuang menegakkan hukum-hukum Islam, karena menurut beliau hukum-hukum Islam bisa diterapkan apabila ada sinergisitas antara ulama dan umara”. Dan masih ada beberapa pertanyaan lagi yang semua dijawab dan ditanggapi oleh Perwakilan DPP MHTI Ustadzah Dra. Rahma Qamariyah, M.Pdi. Beliau dengan lugas dan tegas, menyatakan pentingnya meneladani Rasulullah SAW dalam penerapan syariah dan khilafah. Usai acara, peserta menandatangani tekad peserta Muktamar Muballighah Aceh.

Dalam sesi sambung rasa, komitmen dari peserta, seperti ibu Anisah Daud,”siap berjuang dalam menegakkan hukum-hukum Allah karena Al-Quran bukan hanya milik Hizbut Tahrir tapi milik kita semua umat islam, dengan tidak mengabaikan peran ulama dan umara”. Ibu Hafsah dari Dinas Syariat, juga menyatakan siap untuk berjuang dan bekerjasama dengan Hizbut Tahrir untuk membumikan syariat islam, karena untuk memperjuangkan syariat islam butuh sinergi dari seluruh elemen masyarakat”. Tidak ketinggalan juga ibu Nurhayati dari Aisyiah Wilayah NAD dan Hj Kasdar Kasim dari Langsa menyatakan “siap memasukkan muatan-muatan islam dalam kurikulum pendidikan, karena mengingat beliau juga sebagai seorang supervisor”. Sementara ibu Nurani Manan selaku pimpinan salah  satu Ponpes Misbahussalam di kabupaten Aceh Barat menyatakan siap berkerjasama dengan  Hizbut Tahrir dalam memperjuangkan Syariah dan khilafah. []Tim Media Banda Aceh

5 comments

  1. Allahu Akbar……….

  2. Sukses selalu untuk saudarisaudariku di NAD…Salam dari Cimahi.Allohu Akbar…

  3. saeful ibn Abi

    Sejarawan P. Swantoro dlm bukunya “Dari Buku ke Buku”. Ilustrasinya tentang muslimah aceh di masa kolonial,
    beliau mngutip ucapan wartawan senior Neandherland waktu itu: “Hingga sekalipun telah sampai di liang lahatx, seandainya masih bisa mereka akan meludah ke wajah para kafir pute yg menjajah negerinya”.
    Hayoo trus berjuang>>>
    Generasi dari Sultanah dan Mujahidah negeri rencong…
    ALLAHU AKBAR…

  4. subhanallah, luar biasa mendengar gaung khilafah dari Aceh, tempat dimana islam pertama kali mendarat di sana, yang di bawa para pengemban dakwah khilafah dari khilafah umayyah dan ustmaniyyah. Aceh akan menjadi titik tolak berdirinya khilafah rasyidah untuk kedua kalinya. Insya Allah.

  5. intan surullah yansur kum…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*