Somalia berada pada peringkat pertama dari daftar negara gagal yang disebut, berdasarkan berbagai faktor termasuk ekonominya, catatan hak asasi manusia dan keamanan, menurut sebuah survei baru.
The Fund for Peace and Foreign Policy mengeluarkan “Indeks Negara Gagal 2010”, pada hari Senin (22/6), merangking 177 negara untuk menentukan negara yang paling beresiko mengalami kegagalan.
Laporan tahunan ini menggunakan 12 matriks termasuk ancaman keamanan, ledakan ekonomi, pelanggaran hak asasi manusia dan arus pengungsi.
Sejak indeks tersebut diterbitkan untuk pertama kalinya pada tahun 2005, sepuluh peringkat teratas hanya bergulir di antara 15 negara, dan Foreign Policy mengatakan tampaknya bahwa kegagalan negara “adalah kondisi yang kronis”.
Afrika menduduki tujuh dari 10 tempat teratas, dan setengahnya dari 60 negara paling lemah.
Somalia, adalah negara yang menduduki posisi terburuk selama tiga tahun berturut-turut, tidak memiliki pemerintah yang efektif sejak tahun 1991.
Hal ini diakibatkan oleh pertempuran berdarah antara kelompok-kelompok anti-pemerintah dan tentara di sebagian besar negara dan bajak laut yang beroperasi di lepas pantai.
Adalah Zimbabwe, yang bergerak turun dua peringkat dari tahun lalu, ke nomor empat, setelah perjanjian pembagian kekuasaan telah dicapai antara partai dari Robert Mugabe (presiden) dan Morgan Tsvangirai, pemimpin oposisi yang kemudian jadi perdana menteri.
Beberapa peningkatan stabilitas
Asia menduduki 30 persen dari 60 negara terlemah dan Timur Tengah memiliki hanya sekitar 10 persen.
INDEKS URUTAN NEGARA GAGAL |
Dari yang kurang hingga yang paling stabil:
1. Somalia 173. Irlandia |
Afghanistan dan Irak, yang keduanya diduduki puluhan ribu pasukan pimpinan Amerika, masing-masing menduduki peringkat enam dan tujuh.
Sementara itu, Yaman menunjukkan peningkatan ketidakstabilan pada tahun terakhir sementara Sri Lanka menduduki peringkat yang lebih baik tahun ini.
Cynthia Pegrigh, direktur Kebijakan Sumberdaya Konsiliasi di London, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa indeks ini memberikan analisis yang sangat informatif.
“Namun, dengan peringkat semacam ini, masalahnya adalah bahwa hal itu menarik perhatian 10 besar negara gagal, seperti yang disebut,” katanya.
“Jika Anda mengambil contoh Yaman, selama puluhan tahun, belum pernah berada di peringkat 10 besar di daftar ini dan perhatian media.
“Sekarang, karena acara tahun lalu, semua orang melihat situasi di Yaman,” katanya, sambil merujuk pada pemboman yang gagal pada Natal di pesawat tujuan Detroit, di mana pelakunya diduga tampaknya memiliki hubungan dengan al-Qaeda di Yaman .
“Apa yang kita katakan adalah bahwa Anda harus melihat kompleksitas dari semua negara dalam jangka panjang, tidak hanya ketika krisis muncul.”
Tiga negara Nordik – Norwegia, Finlandia dan Swedia – dimasukkan sebagai negara yang paling stabil. (aljazeera.net, 21/6/2010)
banyak negara yang tidak sejahtra. bukankah ini semua ulah dari KAPITALISME…….
sesungguhnya islam akan datang mensejahtrakan mereka semua layaknya kesejahtraan yang pernah dicontohkan umar bin abd aziz