Muballighoh Balikpapan Sepakati Perlunya Sinergi Mengatasi Permasalahan Umat
HTI Press. Untuk menyatukan langkah dan gerak para Muballighoh di Balikpapan, hari minggu tanggal 27 Juni 2010, Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia daerah Balikpapan menyelenggarakan acara Tabligh Akbar, yang mengambil tema : Satukan Langkah, Songsong Khilafah. Acara yang diselenggarakan di gedung Jabal Noor, dikompleks embarkasi haji Batakan ini, dihadiri sekitar 700 Muballighoh di Balikpapan, yang mulai memadati ruangan sejak pukul 8.30 pagi.
Tabligh Akbar ini menyajikan berbagai orasi dari para aktivis Hizbut Tahrir Indonesia daerah Balikpapan, diselingi oleh tayangan film serta testimony dari para Muballighoh sendiri, yang keseluruhannya diikuti dengan khidmat oleh para peserta tabligh akbar.
Dalam kesempatan itu, Ustadzah Fana Trisanti dalam orasinya memaparkan berbagai problematika umat, khususnya kaum perempuan, yang diakibatkan tidak diterapkannya syariat Islam dalam kehidupan umat. Fana menambahkan bahwa kapitalisme global telah membuat kehidupan banyak perempuan menjadi terpuruk dan sangat jauh dari kemuliaan sebagaimana ketika Islam diterapkan dalam institusi Daulah Khilafah. Di kesempatan berikutnya, orator kedua, Ustadzah Imarofah A.Sy, memaparkan bahwa Khilafah bukan sekedar solusi dari permasalahan umat yang ada, namun Khilafah adalah juga kewajiban bagi kaum muslimin, sekaligus janji Allah akan tegaknya kembali. Dan karenanya, sudah seharusnya kaum muslimin berusaha untuk mewujudkannya itu kembali setelah keruntuhannya pada tahun 1924.
Perjalanan dakwah Rasulullah SAW kemudian dipaparkan oleh orator ketiga, Ustadzah Zulfa Khoirun, Niswah A.md. Beliau menjelaskan bahwa Rasul memulai dakwahnya pada orang-orang di sekitarnya, yang kemudian dilanjutkan dengan pembinaan umat dan akhirnya Rasulullah menjadi kepala Negara Daulah dimana di dalamnya Syariat Islam diterapkan secara menyeluruh dan berhasil Berjaya hingga hampir 14 abad. Beliau menambahkan bahwa tahapan dakwah Rasul adalah suatu teladan yang seharusnya dicontoh oleh seluruh kaum muslimin dalam upayanya menegakkan kembali daulah khilafah.
Orasi berikutnya disampaikan oleh Ustadzah Dinar Fitriani yang memaparkan tentang posisi strategis seorang perempuan sebagai pencetak generasi pemimpin. Dinar menyampaikan bahwa penting bagi semua muslimah untuk menyadari posisi strategisnya ini, sehingga muslimah bisa berperan maksimal dalam menjalankan perannya itu dan terbentuknya generasi pemimpin yang didambakan oleh umat dapat terwujud. Dinar menyampaikan keprihatinannya pada keadaan saat ini, di mana banyak di antara para ibu yang harus sampai meninggalkan buah hatinya terbengkalai tanpa pengawasan dan pendidikan yang memadai, karena keadaan memaksanya untuk ikut mencari nafkah untuk keluarganya. Di samping itu, ada pula ibu-ibu yang menomorduakan pendidikan anaknya demi mengejar karir pekerjaannya. Dan kesemuanya itu adalah akibat kapitalisme yang telah membelit kehidupan masyarakat ini, termasuk di dalamnya kaum perempuan dan kaum ibu.
Orator kelima, Ustadzah Wigati Lestari, ST yang adalah juga ketua DPD II Muslimah Hizbut Tahrir daerah Balikpapan menyampaikan seruan dan ajakan kepada seluruh kaum muslimin dan muslimah, khususnya para Muballighoh yang hadir di acara Tabligh Akbar. Dan akhirnya, Orator penutup, Ustadzah Ir. Yulianti Eka Prapti memaparkan betapa strategisnya kedudukan Muballighoh sebagai simpul umat dan tokoh masyarakat dalam membina umat. Dan karenanya, berhasil tidaknya umat secara bersama-sama memperjuangkan penerapan syariat Islam sangat bergantung dari gerak dakwah sinergis para Muballighoh dalam membina umat. Dan di akhir orasinya, kembali Ustadzah Yuli mengajak para Muballighoh untuk merapatkan barisan dan melangkah bersama menyongsong penerapan syariat secara menyeluruh dalam institusi Daulah Khilafah Islamiyah.
Selain orasi-orasi, beberapa testimony disampaikan oleh tokoh-tokoh muslimah dan Muballighoh di Balikpapan yang secara garis besar menyetujui bahwa banyak sekali permasalah perempuan yang terjadi saat ini, dan kesemuanya itu diakibatkan tidak diikutinya ajaran syariat Islam dalam kehidupan secara menyeluruh, dan karenanya solusi dari berbagai permasalahan ini adalah kembali pada syariat Islam secara menyeluruh. Hj. Al Wardhah, M.pd.I, salah seorang muballighoh yang menyampaikan testimonynya secara langsung, juga menyampaikan pentingnya para Muballighoh untuk mendukung dakwah penerapan syariat Islam ini dengan bersungguh-sungguh setelah juga menceriterakan pengalaman beliau saat mengikuti Muktamar Muballighoh Indonesia di Jakarta baru-baru ini, di mana seluruh Muballighoh yang hadir bersilah-ukhuwah dan berkomitmen untuk bersama-sama dan bersinergy dalam dakwahnya di tengah-tengah umat. Sementara Hj. Rossilawati, juga salah seorang Muballighoh yang hadir mengungkapkan rasa haru-nya saat berkumpul dengan sesama Muballighoh di Indonesia, dan meyakini bahwa komitmen untuk melangkah bersama adalah suatu komitmen yang penting yang harus dimiliki oleh para Muballighoh.
Berbagai pertanyaan yang ditampung di SMS Center acara Tabligh Akbar dijawab dan dibahas oleh para orator. Salah satu penanya menanyakan tentang teknis penerapan syariah Islam dalam institusi Daulah khilafah di masyarakat yang plural yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa dan agama, yang kemudian dijawab oleh pemateri dengan mencontoh kepada Rasulullah yang pada saat mendirikan khilafah untuk pertama kalinya pun mempersatukan berbagai kabilah, suku dengan berbagai agama dalam naungan sebuah daulah. Daulah Islam bukan hanya untuk orang yang beragama Islam, tetapi juga untuk orang-orang non muslim, karena Islam adalah rahmat bagi seluruh alam.
Menjawab pertanyaan mengenai pembinaan di sekoleh-sekolah yang perlu dilakukan, Ketua DPD II Muslimah Hizbut Tahrir memaparkan adanya keterbatasan sumber daya manusia sehingga belum seluruh sekolah telah dibina oleh Hizbut Tahrir Indonesia, dan karenanya Ustadzah Wigati mengajak seluruh Muballighoh untuk bergabung ke dalam Hizbut Tahrir untuk kemudian bersama-sama membina umat, termasuk melakukan pembinaan di sekolah-sekolah. Karena keterbatasan waktu, tidak semua sms dapat dijawab pada saat acara berlangsung, dan panitia akan mengatur untuk menjawabnya di kesempatan lainnya.
Acara diakhiri dengan pembacaan komitmen bersama Muballighoh Balikpapan. Komitmen yang menyatakan bahwa para Muballighoh sepakat untuk mendukung penerapan syariah Islam secara menyeluruh ini dibacakan oleh ketua DPD II MUslimah Hizbut Tahrir daerah Balikpapan yang kemudian diikuti oleh seluruh peserta Tabligh Akbar. Dan setelah pembacaan doa, acara pun diakhiri pada sekitar pukul 14.45. []