Caracas- Presiden Venezuela Hugo Chavez hari Minggu menyebut Israel sebagai sebuah pemerintah ”genosidal” saat dia menerima Presiden Suriah Bashar Assad dalam kunjungan pertamanya ke Amerika Latin.
Chavez telah menjadi dekat dengan Suriah dan Iran, dan tahun lalu memutus hubungan dengan Israel sebagai protes pada ofensif militernya di Jalur Gaza.
”Kita mempunyai musuh-musuh yang sama,” kata Chavez, menggambarkan mereka sebagai ”kemaharajaan Yankee, negara Israel yang genosidal”.
Chavez memberikan kata-kata keras bagi Israel sepanjang kunjungan Assad. Hari Sabtu, dia mengulangi pandangannya bahwa Dataran Tinggi Golan—yang direbut dari Suriah oleh Israel dalam perang Timur Tengah 1967—suatu hari harus dikembalikan ke Suriah.
”Suatu hari negara Israel yang genosidal akan diletakkan di tempatnya, di tempatnya yang pantas, dan semoga sebuah negara demokratis sejati akan lahir,” kata Chavez, Sabtu. ”Tapi (Israel) telah menjadi tangan pembunuh bagi AS, tidak bisa diragukan lagi. Itu sebuah ancaman bagi kita semua,” kata Chavez.
Assad hari Minggu menyebut Israel sebuah negara ”berdasarkan kejahatan, pembantaian”.
”Itu adalah sebuah negara tanpa batas,” katanya melalui penerjemah.
Assad memuji Chavez karena bersikap terhadap AS dan mendukung warga Palestina.
Chavez yang populer di dunia Arab karena sikapnya yang ”antiimperialis” disambut bagai pahlawan ketika dia mengunjungi Suriah tahun 2006. Dia kembali mengunjungi Damaskus tahun lalu.
Kedua sekutu itu berbicara kepada hadirin imigran Suriah di sebuah hotel di Caracas hari Minggu sebelum Assad berangkat menuju Kuba, di mana dia tidak berbicara kepada wartawan begitu tiba di Bandara Internasional Jose Marti, Havana. Kunjungannya akan berlanjut ke Brasil dan Argentina.
Assad tiba di Venezuela hari Jumat, tempat pertama dalam kunjungannya keliling Amerika Latin.
Suriah telah mulai meningkatkan kehadiran internasionalnya dalam tahun-tahun terakhir, mengembangkan hubungan dengan mantan musuhnya Turki, Rusia, dan dengan negara-negara Amerika Latin.
Assad, yang menghadapi menurunnya produksi minyak domestik dan kekeringan yang telah memukul pertanian, berupaya meningkatkan hubungan dengan komunitas ekspatriat Suriah yang kaya di kawasan itu dan dengan Brasil.
Dalam pertemuan hari Sabtu, Chavez dan Assad menandatangani sebuah kesepakatan untuk menciptakan dana pembangunan dan perdagangan sebesar 100 juta dollar AS.
”Peradaban Arab dan peradaban Amerika Latin dipanggil dalam abad baru ini untuk memainkan peran dasar memerdekakan dunia, membebaskan dunia dari imperialisme dan hegemoni kapitalis yang mengancam manusia,” kata Chavez. ”Suriah dan Venezuela ada di barisan depan dari perjuangan ini.”
Kunjungan Assad diperkirakan berpusat pada isu-isu bilateral dan Suriah berharap untuk menarik 44 miliar dollar dalam investasi asing swasta selama lima tahun untuk memperbaiki infrastrukturnya.
Dia memuji kritik keras Chavez pada AS dan Israel. ”Sedikit politisi berani bilang tidak pada waktu perlu bilang tidak,” katanya. (kompas.com, 29/6/2010)