Obama Dan Raja Abdullah Bahas Solusi Dua Negara

Presiden AS, Barack Obama berkata bahwa dirinya dan Raja Saudi Abdullah pada hari Selasa (29/6) membahas proses perdamaian di Timur Tengah, dan pentingnya sebuah tanah air bagi rakyat Palestina di sisi negara Israel yang kuat.

Obama mengatakan bahwa pertemuan makan siang dengan Raja Abdullah membahas sejumlah isu strategis, termasuk program nuklir Iran, Pakistan dan Afghanistan di samping “pentingnya langkah nyata dan berani untuk menjamin berdirinya tanah air Palestina yang berdampingan dengan negara Israel, dengan aman dan sejahtera”.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mulai melakukan pembicaraan tidak langsung dengan Palestina pada bulan Mei, namun ia mengajukan persyaratan yang ketat untuk menerima permintaan mereka terkait pemdirian negara.

Selain itu, Menteri Luar Negeri Israel, Avigdor Lieberman mengatakan sebelumnya pada hari Selasa (29/6) bahwa masalah yang menghambat adalah perundingan dan perpecahan di antara rakyat Palestina, artinya bahwa tidak akan mungkin untuk mendirikan negara Palestina pada tahun 2012.

Hal ini tampaknya mengacu pada seruan Komite Quartet untuk perdamaian di Timur Tengah, yang anggotanya meliputi Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia dan PBB guna mencapai kesepakatan pada saat itu.

Gedung Putih mengatakan bahwa Obama dan Raja Abdullah menyampaikan harapan mereka dari hasil perundingan tidak langsung antara Israel dan Palestina dapat “untuk melanjutkan pembicaraan langsung dengan tujuan untuk terbentuknya dua negara yang hidup berdampingan dalam keadaan damai”.

Raja Abdullah berbicara singkat setelah pertemuan tersebut dengan mengucapkan terima kasih kepada Obama atas keramahannya, dan memuji persahabatan antara kedua negara.

Bahkan ia mengatakan melalui seorang penerjemah di Oval Office (Kantor resmi Presiden Amerika Serikat). “Kami menghargai semua yang Anda lakukan secara pribadi untuk memperluas, memperdalam dan memperkuat hubungan ini.”

Para pengamat mengatakan, bahwa Saudi ingin Obama mengambil sikap yang lebih kuat terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu terkait pembicaraan damai dengan Palestina yang macet, dan membekukan permukiman Yahudi. Sementara Netanyahu akan bertemu dengan Obama pada tanggal 6 bulan Juli (mediaumat.com, 30/6/2010).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*