Jakarta – Mantan Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi berpendapat wacana lokalisasi judi tidak perlu dibahas. Ia beralasan judi itu haram apalagi dilokalisasi.
“Loh ya gimana, orang judinya saja nggak boleh apalagi lokalisasi judi,” kata Hasyim usai bertemu mantan Presiden Megawati Soekarnoputri di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Senin (5/7/2010).
Sekjen International Conference of Islamic Scholars (ICIS) menegaskan, lokalisasi judi sebaiknya tidak dibicarakan.
“Intinya, tidak perlulah ngomongin lokalisasi judi karena judinya saja haram. Jadi nggak perlu membahas lokalisasi judi,” ujar Hasyim yang mengenakan baju batik warna coklat ini.
Warga negara Indonesia menduduki peringkat ke-3 sebagai orang yang paling banyak berjudi di Singapura. Melihat itu, Rois Syuriah PBNU, Masdar F Mas’udi, menilai pemerintah harus segera membangun kawasan judi di Indonesia.
Harapan dari lokalisasi tersebut adalah agar negara mendapat keuntungan yang dapat digunakan untuk kepentingan masyarakat. (detik.com, 5/7/2010)
Btul Btul Btul….
Statment yang tegas n sesuai prinsip aqidah
Skarang Indonesia memang sedang menjamur perjudian.
Pak polisi kalo mau nyiduk orang berjudi, semua operator seluler tuh hampir pasti kena semua….mulai smart (nih yangn paling banyak, Fleksi, Telkomsel dan mungkin yang lainnya jg gitu, soalnya q hanya pakai tiga itu, jd tahunya hanya itu….
bayangkan tiap hari dapat sms berhadiah, suruh sms ini itu ini itu, wah buannyaaak sekali pokoknya, n kalo ditimbang2 jelas semua itu termasuk judi….Tangkap itu pak polisi……!!!!!!
setuju pak hasyim! sentil orang2 NU yg nyeleneh ky gini..astaghfirullah..
Setuju Pak Muzadi, lha wong barang haram kok mau diutak-atik supaya jd halal, opo tumon ?
saya mengutip kalimat : ‘Warga negara Indonesia menduduki peringkat ke-3 sebagai orang yang paling banyak berjudi di Singapura. Melihat itu, Rois Syuriah PBNU, Masdar F Mas’udi, menilai pemerintah harus segera membangun kawasan judi di Indonesia’ … mudah2an ini suatu kekeliruan Pa Masdar yang tidak ‘disengaja’, karena ini sangat naif sekali … ! seorang ulama hanya melihat/berpikir dari satu sisi saja untuk memutuskan suatu perkara yang dampak negatifnya tidak sebanding dengan hanya sekedar agar ‘uang panas’ tidak keluar dari negara kita. Masih banyak cara untuk kita menghasilkan uang, tanpa mengorbankan moral dan harga diri sebagai umat yang diunggulkan … mari gunakan akal, pikiran dan tenaga kita untuk membangun negara ini dengan berpegangan pada ‘2 warisan Rasulullah SAW’ ….
mendapatkan keuntungan dengan cara yang HARAM……