Mesir telah menghancurkan ratusan terowongan Palestina yang melintasi perbatasan dengan Jalur Gaza sebagai bagian dari blokade Israel-Mesir pada wilayah tersebut.
Pemerintah Mesir pada hari Minggu mengumumkan bahwa mereka telah menghancurkan sekitar 400 terowongan sejak awal tahun 2010 dengan dalih untuk melawan penyelundupan barang dan senjata, kantor berita Ma’an melaporkan.
Hal ini berlangsung bertahun-tahun semenjak blokade Israel yang melumpuhkan Jalur Gaza menyebabkan orang-orang miskin membuat jaringan terowongan bawah tanah lintas-perbatasan sebagai upaya terakhir untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka ke wilayah itu.
Mesir melakukan serangan rutin pada apa yang warga Gaza lihat sebagai “rute pasokan,” dan pada saat mengisi mereka dengan gas atau air, sementara itu telah didirikan sebuah dinding baja dengan pondasi yang dalam di perbatasan Rafah untuk mengganggu penggalian terowongan tersebut.
Awal bulan ini, sembilan terowongan di perbatasan dengan Gaza diserang oleh pasukan Mesir dan seorang warga Palestina ditangkap bersama dengan sejumlah barang yang hendak dibawa menuju wilayah Gaza.
Mesir telah menolak untuk membuka perbatasan Rafah – satu-satunya perbatasan yang tidak dikontrol oleh Israel – untuk rakyat Palestina di wilayah yang dikelola Hamas.
Pada tanggal 31 Mei, sebuah konvoi bantuan Gaza diserang di perairan internasional oleh tentara Israel, yang menewaskan sembilan aktivis di kapal Freedom Flotilla dan melukai puluhan lainnya.
Serangan teresbut, menguatkan kembali pengutukan terhadap pengepungan Gaza dan hukuman kolektif dari sekitar 1,5 juta warga Palestina yang tinggal di pesisir.
Menuai beberapa kritikan yang berkembang, Kairo akhirnya memutuskan untuk membuka perbatasan Rafah tetapi hanya untuk orang sakit, mahasiswa dan mereka yang diberikan izin oleh lembaga keamanan Mesir.
Israel mengatakan pada bulan Juni bahwa Kairo telah mendorong blokade atas Gaza, untuk memaksa penduduk miskin wilayah itu untuk bangkit melawan pemerintah Hamas yang terpilih secara demokratis di wilayah itu – Kairo dengan keras menolak tuduhan itu. (mediaumat.com, 6/7/2010)