Perancis Tolak Beri Kewarganegaraan Untuk Warga Asal Maroko

Eric Besson, Menteri Imigrasi Perancis, pada hari Jumat (9/7) mengumumkan bahwa otoritas Perancis menolak memberikan kewarganegaraan kepada warga asal Maroko yang menikah dengan wanita Perancis karena menolak berjabat tangan dengan perempuan.

Menteri Imigrasi Perancis -dalam sebuah pernyataan hari Jum’at-menganggap bahwa perilaku ini menunjukkan bahwa orang yang sedang meninta kewarganegaraan tersebut adalah ekstrimis dan mengadopsi perilaku yang mengarah pada tindakan diskriminasi terhadap perempuan, yaitu perilaku yang tidak konsisten dengan nilai yang berlaku di Republik Perancis, terutama yang berkaitan dengan kebebasan pribadi dan kesetaraan gender.

Warga asal maroko ini telah menetap di Perancis sejak tahun 1999. Dan ia menetap tanpa surat ijin tinggal sampai ia menikah pada tahun 2004. Ia menolak untuk berjabat tangan dengan seorang karyawan wanita yang memeriksa permohonan kewarganegaraan. Sebab hal itu bertentangan dengan hukum agama yang dianutnya. Begitu juga istrinya menolak untuk membuka cadar kecuali di sebuah tempat yang tidak ada laki-laki sama sekali.

Seorang aktivis Islam, yang dilarang memasuki London, telah memperingatkan Perancis sebelumnya, ketika Perancis mengesahkan undang-undang yang melarang cadar. Sebab tindakannya ini memungkinkan untuk membuat beberapa orang memberikan dukungan lebih terhadap organisasi al-Qaeda.

Aktivis Islam yang bernama Omar Bakri itu berkata kepada Radio Spanyol: “Mereka mengira bahwa pelarangan terhadap wanita Muslim dari mengenakan cadar akan membuat mereka lebih aman. Mereka salah! Sebab hal itu justru akan mendorong orang Islam yang tinggal di Perancis untuk memberikan dukungan lebih besar terhadap organisasi al-Qaeda (mediaumat.com, 10/7/2010)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*