Ilmuwan Iran Shahram Amiri yang diculik oleh agen mata-mata Arab Saudi dan AS saat menjalankan ibadah haji tahun 2009, kembali dengan selamat ke tanah airnya pada Rabu (14/7).
Sebelumnya, Amiri dilaporkan berada dalam perlindungan kedutaan besar Pakistan di Washington, sebelum dipulangkan ke Iran pada Selasa malam. Selama setahun “menghilang” secara misterius, keberadaan Amiri simpang siur. Namun pemerintah Iran meyakini Amiri diculik oleh agen mata-mata Saudi dan AS dan disekap di negara AS.
Setibanya di Teheran, Iran, dalam wawancara dengan stasiun televisi Iran berbahasa Inggris Press TV, Amiri membantah klaim AS bahwa Amiri membelot ke AS atas kemauannya sendiri. “Saya sudah menceritakan dengan rinci tentang penculikan yang saya alami. Saya sudah menjelaskan secara lengkap faktor-faktor penting tentang bagaimana saya diculik dalam rekaman video yang disiarkan televisi Iran,” kata Amiri.
Ia mengungkapkan bisa membuat rekaman video tersebut setelah berhasil lolos dari tawanan para intelijen AS dengan bantuan sejumlah temannya. “Saya tegaskan bahwa rekaman video yang disiarkan di televisi Iran seluruhnya akurat dan tidak dipalsukan. Saya kira, saya tidak mungkin bercerita secara detil dalam waktu yang terbatas dan saya akan menundanya jika mudah-mudahan saya bisa kembali ke tanah air saya tercinta, Iran sehingga saya bisa bicara pada media dan rakyat Iran sendiri dengan pikiran yang tenang dan menceritakan pada mereka tentang cobaan yang saya alami selama 14 bulan terakhir,” tutur Amiri.
Ia melanjutkan, “Di Iran, saya secara keseluruhan akan mengklarifikasi tuduhan-tuduhan yang dibuat media Barat dan pemerintah AS, yang pada dasarnya ingin membidik reputasi saya.”
Selama ini, AS selalu mengelak bahwa pihaknya telah menculik Amiri, ilmuwan Iran yang banyak tahu tentang program nuklir Iran. Tapi belakangan AS mengatakan bahwa Amiri membelot ke AS atas kemauannya sendiri. Awal Juli kemarin, Iran menyerahkan dokumen-dokumen melalui kedutaan besar Swiss yang membuktikan keterlibatan AS dalam penculikan itu dan tak berapa lama kemudian Amiri dilaporkan sudah berada di kedutaan besar Pakistan di Washington dan dibolehkan pulang ke Iran.
“Amiri berada di AS atas kemauannya sendiri dan tentu saja ia bebas untuk pergi. Sebenarnya, ia dijadwalkan berangkat ke Iran kemarin (hari Senin), tapi tidak bisa menyelesaikan semua keperluannya ke Iran di negara-negara transit,” kata Philip J. Crowley, juru bicara Departemen Luar Negeri AS.
Bahkan, Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton dengan enteng, tanpa rasa bersalah karena negaranya telah menculik warga negara lain, mengatakan bahwa Amiri “bebas pergi” untuk kembali ke tanah airnya. (eramuslim.com, 14/7/2010)
Begitulah saudaraku, apakah kita masih belum gamblang siapa AS?, Bila AS yang menculik dan saudara kita syahid karenanya adalah hal wajar. Tapi ini dilakukan atas kerjasama pemerintahan Saudi, yang Ka’bahnya disitu yang makam Rosulullah disitu. Kalau perbuatan ini tergolong bid’ah…ini bid’ah yang super gila. Tolong yang suka ngaji bid’ah bid’ah ini bid’ah apa dosa besar yang tak terampuni?? Raja Arab penyembah Thoghut…Allah mengancam orang munafik sebagai penghuni neraka yang paling dalam…abadi didalamnya