Kantor Media Hizbut Tahrir
Wilayah Yaman
No : H.Y.Y 44
Tanggal : 11 Rajab 1431 H / 23 Juni 2010M
Anda Tidak Akan Bisa Merealisasi Pertumbuhan Berkelanjutan,
Akan Tetapi Yang Ada Adalah Kelemahan Berkelanjutan
Wakil Presiden untuk urusan keamanan dan pertahanan dalam pertemuan dengan 34 komite Organisasi Pariwisata Internasional untuk Timur Tengah mengatakan: “Yaman berkomitmen dalam merealisasi pertumbuhan pariwisata berkelanjutan yang menjaga hak generasi dalam hal pemasukan dan membantu menciptakan kesempatan kerja dan mengurangi kemiskinan” (surat kabar ats-Tsawrah no 16660 tanggal 23 Juni 2010).
Kata-kata yang sering diulang-ulang oleh ruwaibidhah rezim yang rapuh adalah komitmen mereka untuk “merealisasi pertumbuhan berkelanjutan, menjadikan berputarnya roda pembangunan dan merealisasikan pemerintahan yang baik…” dan istilah-istilah dan definisi-definisi kosong lainnya. Akan tetapi istilah pertumbuhan pariwisata berkelanjutan adalah istilah yang tidak kita ketahui dari mana didatangkan oleh ruwaibidhah itu!!
Apakah hotel-hotel pariwisata, tersebarnya night club dan tempat-tempat tarian porno yang memperdagangkan kehormatan kaum Muslim, tersebarnya kerusakan moral di bawah perlindungan keamanan yang ketat, dan restu dari ulama-ulama penguasa, bisa dianggap sebagai pertumbuhan berkelanjutan!!
Apakah bentuk-bentuk fisikal dan peninggalan-peninggalan nenek moyang yang dipasarkan oleh rezim di bawah sebutan pariwisata, yang menjadi kutukan terhadap rezim dari sisi karena nenek moyang itu bersandar pada diri mereka sendiri, dan berdasarkan ajaran-ajaran agung itu, yang menunjukkan kuatnya tekat mereka dalam melakukan perlawanan. Mereka telah membangun benteng yang kokoh, mengukir bebatuan dan membangun bendungan meski potensi mereka masih sederhana. Jika kita bandingkan hal itu dengan aktivitas-aktivitas yang dikelola oleh rezim buta dan pandir dan dengan pernyataan-pernyataan bodoh yang lari dari tanggungjawab, maka mereka yakni rezim itu benar-benar merupakan kelemahan yang berkelanjutan dan bencana besar di sejarah umat ini.
Tujuan hakiki di balik konferensi-konferensi dan pernyataan-pernyataan itu adalah apa yang sudah menjadi kebiasaaan rezim berupa politik mencari nafkah dan meminta rezeki. Bahkan meminta rezeki menggunakan negeri dan penduduknya di bawah alasan-alasan gombal (memerangi terorisme, menghapus kemiskinan, menciptakan pertumbuhan, memerangi pengangguran…). Padahal terorisme, kemiskinan dan pengangguran itu semuanya adalah hasil rekayasa rezim. Kemudian rezim menempelkan kejahatan-kejahatannya, keagenannya dan kelemahannya dihadapan problem-problem dan krisis-krisis yang mencekik negeri.
Karena itu mereka paham bahwa mereka berada di dalam sistem yang salah dan tempat yang salah. Meski demikian mereka tetap keras kepala, sombong dan memusuhi. Seharusnyalah mereka paham akan konsekuensi dari sikap melampaui batas dan kesesatan mereka, di antara dua konsekuensi berikut:
1. Mereka akan dilemparkan ke kerangjang sampah sejarah dan dikutuki oleh berbagai generasi hingga kematian mereka.
2. Di awal dan akhir, cukuplah bahwa kemurkaan dan siksa Allah akan ditimpakan kepada mereka pada hari di mana harta dan keturunan tidak akan memberikan manfaat, kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang bersih.
Karena itu penduduk Yaman kaum muslim hendaknya paham bahwa pertumbuhan dan kehidupan mulia tidak mungkin terealisasi kecuai di bawah kebangkitan ideologis yang benar. Hal itu adalah dengan melanjutkan kehidupan Islam yang diperjuangkan oleh Hizbut Tahrir.
Allah SWT berfirman:
لِمِثْلِ هَذَا فَلْيَعْمَلْ الْعَامِلُونَ
Untuk kemenangan serupa ini hendaklah berusaha orang-orang yang bekerja. (QS ash-Shafat [37]: 61)