NATO Kembali Bantai 52 Warga Sipil Afghanistan

Presiden Afghanistan, Hamid Karzai menyatakan bahwa sekitar 52 warga sipil, yang kebanyakan perempuan dan anak-anak, terbunuh dalam serangan roket yang diluncurkan oleh Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) yang dipimpin oleh NATO di provinsi Helmand, selatan negara itu.

Juru bicara kepresidenan Siamak Harawi menjelaskan bahwa serangan itu terjadi di kota Sangin provinsi Helmand pada hari Jumat (23/7) ketika warga sipil berkumpul di dalam sebuah bangunan dari batu bata untuk menghindari pertempuran antara ISAF dan Taliban.

Sementara itu, juru bicara pasukan mengatakan pada hari Ahad (25/7) bahwa pasukan telah mengetahui insiden itu dan sedang menyelidikinya. Sebelumnya, Pimpinan Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) mengatakan bahwa “Kami tidak punya laporan apapun yang menegaskan atas insiden yang dituduhkan ini.”

Investigasi Afghanistan

Di sisi lain, presiden Afghanistan mengatakan bahwa rudal-rudal yang menyebabkan terbunuhnya warga sipil itu diluncurkan oleh pasukan NATO. Hamid Karzai sebelumnya telah meminta untuk membuka penyelidikan terkait penyerangan itu.

Kantor berita Prancis mengutip dari juru bicara kepresidenan Afghanistan, Wahid Umar bahwa rudal-rudal itu ditembakkan dan menimpa rumah yang di dalamnya sedang bersembunyi sejumlah warga sipil, dan menyebabkan 40 hingga 50 orang terbunuh.

Sejumlah warga desa menyaksikan serangan rudal-rudal tersebut. Para warga mulai melakukan eksodus setelah adanya berita tentang kemungkinan serangan oleh pasukan NATO.

Dikatakan bahwa enam penduduk sipil meninggal pada 8 Juli lalu ketika tentara NATO menembakkan artileri di wilayah Paktia selatan Kabul. Hal ini diakui oleh NATO setelah pengakuan sehari sebelumnya tentang tanggung jawab atas tewasnya enam tentara Afghanistan.

Pada tanggal 19 Juli, lima warga sipil meninggal, di antaranya dua anak-anak dalam serangan udara NATO dalam melawan Taliban di bagian timur negara itu. NATO telah membabi buta membombardir warga sipil, sebagaimana yang diberitakan oleh kantor berita Prancis.

Laporan tentang banyaknya warga sipil yang menjadi korban pasukan asing merupakan alasan terbesar terjadinya perselisihan antara Karzai dan Barat yang menjadi pendukungnya. Bahkan insiden yang banyak menimbulkan protes di jalan-jalan. Jika insiden Sangin terbukti benar, maka ini akan menjadi salah satu insiden terburuk dari yang jenisnya selama berlangsung perang (aljazeera.net, 26/7/2010).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*