MHTI NTB: Waspadai Agenda Genosida dan Kontrol Populasi!
Mataram, HTI Press. Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia DPD I NTB mengajak muslimah se-kota Mataram untuk mewaspadai agenda genosida dan kontrol populasi yang dilakukan di negeri-negeri muslim yang salah satunya di Indonesia. Kontrol populasi yang popular dilakukan saat ini melalui program pemerintah yakni Program Keluarga Berenca atau KB.
Ajakan itu mendapat sambutan baik masyarakat. Setidaknya hal itu tampak dari antusiasme peserta Seminar Muslimah dengan hadir diawal kegiatan yang diadakan di Aula Handayani DIKPORA Prop. NTB, 25 Juli lalu.
Seminar Muslimah yang mengangkat tema “Mewaspadai Agenda Genosida dan Kontrol Populasi Kaum Muslimin” tersebut diselenggarakan sebagai wujud kepedulian Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia DPD I NTB terhadap kondisi muslimah yang menjadi korban konspirasi negeri-negeri barat dalam memuluskan agenda penjajahannya yang dilakukan dengan berbagai cara terutama para kapitalis.
Lebih dari 80 orang peserta mengikuti kegiatan ini baik dari kalangan praktisi kesehatan (Kader Posyandu, Dokter, Bidan, Perawat) maupun ibu-ibu Majelis Ta’lim. Hadir sebagai pembicara pertama Dr. Nurhidayati, M.Kes (Dosen Tetap Universitas Mataram). Beliau memaparkan sejarah KB sampai KB menjadi program pemerintah saat ini. Kemudian BQ. Femi Astuti, SKM selaku pembicara kedua yang memaparkan bahayanya ketika program-program tersebung ini dikonsumsi oleh kaum muslim yang malah direstui oleh penguasa negeri-negeri muslim.
Pembicara ketiga, Nur Aprilina MS, ST (DPD I MHTI NTB). Beliau menguraikan solusi integral yang dimiliki Islam. Betapa Islam memiliki aturan komprehensif untuk menyelesaikan persolan yang ada ditengah-tengah umat. Terlebih saat ini banyak program barat disodorkan ke negeri-negeri muslim dan diadopsi oleh para penguasa mereka yang katanya program tersebut mampu menyelesaikan masalah rakyat. Namun kenyataannya program itu malah menyengsarakan masyaraktnya sendiri terutama kaum muslim.
Dalam pandangan Islam bertambahnya populasi bukan merupakan sesuatu yang berbahaya seperti ketakutan kafir panjajah. Namun yang menjadi permasalahan saat ini terletak pada pengelolaan sumber daya alam yang dikuasai oleh orang-orang barat dan cara pendistribusian yang tidak dikontrol, sehingga SDA hanya untuk segelintir orang yang tidak bertanggung jawab, imbuh beliau.
Antusiame para peserta terlihat ketika banyak dari peserta meminta agar MHTI mengisi kajian di majelis taklim yang ada di daerah masing-masing. Setelah sesi tanya jawab selesai acara ditutup dengan do’a. (Dee)