Amerika Serikat (AS) yang mengklaim siap berhubungan dengan Republik Islam Iran, ternyata menolak usulan Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad untuk berdialog langsung dengan Barack Obama, Presiden AS.
AS berulang kali mengklaim bahwa Iran menolak usulan berinteraksi dengan Washington. Oleh karena itu, Tehran harus dikenakan sanksi. Seraya menolak debat langsung antara Ahmadinejad dan Obama, pemerintah AS berharap sanksi yang diterapkan terhadap Iran, dapat memaksa negara ini untuk bersedia berunding dengan Kelompok 5+1 terkait porgram nuklirnya.
Juru bicara Gedung Putih, Robert Gibbs Selasa (3/8) menyatakan, “Kami senantiasa menyatakan kesiapan untuk berunding dengan Iran soal program nuklir, jika Tehran serius dalam masalah ini. Namun hingga kini kami masih belum menyaksikan keseriusan Iran.”
Dalam pidatonya di depan para warga Iran berdomisili di luar negeri hari Senin (2/8), Mahmoud Ahmadinejad menyatakan, “Kami adalah bangsa yang berlogika dan condong pada dialog, bahkan bangsa Iran tidak pernah mengedepankan kekerasan.”
Kepada Presiden AS,Barack Obama, Ahmadinejad mengatakan, “Di akhir bulan September mendatang saya akan berkunjung ke AS untuk menghadiri sidang Majlis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan saya barharap Obama bersedia berdialog dengan saya secara langsung untuk membuktikan kinerja siapa yang layak dan unggul untuk mengatur dunia.”
Sementara itu, Departemen Keuangan AS, kemarin melakukan tindakan brutal dengan menjatuhkan sanksi terhadap 21 perusahaan penting Iran. Klaim anti-Iran Gedung Putih ini dirilis di saat Tehran bekerjasama dengan Badan Energi Atom Internaisonal (IAEA) di bidang nuklirnya serta masyarakat internasional.
Tak hanya itu, Iran juga menandatangani Deklarasi Trioka Tehran. Deklarasi ini ditandatangani oleh Iran, Brazil dan Turki. Dalam kesepakatan ini, Iran akan mengirim uranium berkadar rendah yang dimilikinya ke Turki untuk ditukar dengan uranium yang diperkaya sebesar 20 persen untuk bahan bakar reaktor riset nuklir Tehran.
Satu hari pasca penandatanganan Deklarasi Tehran, AS mengirim draf sanksi anti-Iran ke Dewan Keamanan PBB, dan selanjutnya, sanksi baru terhadap Iran pun diterapkan. AS ternyata tetap tidak puas dengan hanya menjatuhkan sanksi lebih berat terhadap Iran, Washington kemudian merilis sanksi sepihak terhadap Tehran. (IRIB, 4/8/2010)
tidak ada damai dengan negara kafir As,,,
oboma adalah seorang yahudi harta dan darah nya halal..
hidup iran,,,!!!
indinesia harus belajar sama iran, salh satunya negara yang tidak mau hargadirinya diinjak-injak oleh negara lain.
bagaimana dengan negara kita????