Washington – Dukungan rakyat Amerika Serikat pada perang Afghanistan dan penanganan yang dilakukan Presiden Barack Obama mencapai tingkat terendah sesudah kebocoran naskah rahasia tentara, kata jajak pendapat pada Selasa.
Peringkat keseluruhan Obama juga turun ke titik terendah, dengan hanya 41 persen orang Amerika Serikat mengatakan menerima kinerjanya, kata jajak pendapat USA Today/Gallup yang menunjukkan citra terburuknya sejak berkuasa pada Januari 2009.
Persentase orang Amerika Serikat, yang mengatakan negaranya melakukan kesalahan dalam mengirimkan pasukan ke Afghanistan, meningkat menjadi 43 persen jika dibandingkan dengan 38 persen sebelum penyiaran puluhan ribu naskah rahasia tentang perang itu.
Kepercayaan masyarakat pada kebijakan perang Obama juga anjlok menjadi 36 persen, turun dari 48 persen dalam jajak pendapat pada Februari, katanya.
Meskipun ia gagal mengurangi pengangguran tinggi Amerika Serikat, Obama mendapat peringkat sedikit lebih baik untuk pengelolaan ekonomi daripada perang itu, dengan 39 persen mendukung penanganan ekonomi.
Peningkatan keraguan rakyat atas perang Afghanistan terjadi saat tentara Amerika Serikat tewas pada Juli mencapai angka tinggi 66 orang.
Balabantuan Amerika Serikat berusaha mengusir pejuang Taliban di selatan dengan satuan terahir 30.000 tentara, yang menjadikan jumlah tentara Amerika Serikat melonjak menjadi 100.000 orang dalam beberapa pekan mendatang.
Kebocoran 92.000 naskah rahasia pemerintah Amerika Serikat tentang perang itu menjadi “peluru” bagi penentang tugas itu, yang menunjuk naskah itu menuduh Pakistan -sekutu Amerika Serikat- mengembangkan hubungan dengan pejuang Taliban di Afghanistan.
Pejabat Amerika Serikat mengutuk laman WikiLeaks atas penyiaran naskah itu dan jajak pendapat menunjukkan kebanyakan orang negara adidaya tersebut setuju naskah itu seharusnya tidak dilansir di Internet.
Jajak pendapat tersebut menyatakan 66 persen dari orang Amerika Serikat menyatakan laman itu salah dengan menerbitkan naskah tersebut, sedangkan 25 persen mengatakan WikiLeaks benar.
Obama pada Senin membela perang itu, dengan mengatakan ada tanda kemajuan dan bahwa tujuan pemerintahnya masih dalam jangkauan.
“Kami menghadapi tantangan besar di Afghanistan,” katanya kepada veteran tentara, “Tapi penting bahwa orang Amerika Serikat tahu bahwa kita mendapat kemajuan dan berpusat pada tujuan jelas dan dapat dicapai.”
Menteri Pertahanan Robert Gates dalam wawancara yang ditayangkan Minggu menyatakan ada tanda menggembirakan di propinsi selatan, Helmand dan Kandahar, dengan peningkatan keamanan dan kemajuan ekonomi di garis depan.
Tapi sesama Demokrat-nya Obama di Kongres menyatakan kecewa atas hasil serangan -yang dipuji- di daerah Marjah di propinsi Helmand, tempat pemerintah dan polisi Kabul berjuang menegakkan kewenangan di bekas kubu Taliban itu.
Obama menghadapi penurunan dukungan pada perang itu di antara warga Demokrat di Kongres.
Pada pekan lalu, anggota parlemen mendukung permintaan Obama bagi dana perang, tapi dengan selisih sedikit jika dibandingkan dengan pada 2009.Kekerasan terjadi lagi di Afghanistan selatan pada Selasa.
Seregu jibaku Taliban bersenjata bom dan roket menyerang pangkalan tentara Amerika Serikat di Kandahar, melukai seorang tentara persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO dan dua warga.
Sementara itu, Presiden Pakistan Asif Ali Zardari dalam wawancara dengan suratkabar Prancis “Le Monde” menyatakan pasukan pimpinan NATO kalah dalam perang melawan Taliban di Afghanistan.
“Ini puncaknya, karena kita gagal dalam pertempuran untuk merebut hati dan pikiran rakyat Afghanistan,” katanya.
Jajak pendapat USA Today/Gallup itu didasarkan atas wawancara melalui telepon dengan 1.208 orang Amerika Serikat sejak 27 Juli hingga 1 Agustus. (ANTARA, 4/8/2010)
Jajak pendapat tersebut memiliki ambang salah tiga persen.