Direktur Pusat Studi Tahanan Palestina, dan sekaligus mantan tahanan, Rafat Hamdouna mengatakan bahwa aministrasi penjara pendudukan Zionis tidak peduli sama sekali terhadap kebutuhan para tahanan Palestina di bulan Ramadan.
Dimana pendudukan memberikan makanan untuk berbuka pada siang hari, yaitu 7 jam sebelum azan Maghrib. Hal ini tidak sesuai dengan Ramadhan, baik waktu, kuantitas maupun jenis makanannya. Kemudian diberi makanan kembali pada jam 6 sore dengan sedikit makanan, seperti selai, telur, manisan atau beberapa gram keju yang dibagikan pada tahanan.
Anggota Komite Tahanan untuk Pasukan Islam dan Nasional menegaskan bahwa administrasi penjara melarang para tahanan melakukan shalat Taraweh dengan berjamaah. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi tahanan di bulan Ramadan sangat keras, terutama para tahanan dari Jalur Gaza yang mereka itu dilarang menerima enolak kunjungan keluarga selama lebih dari 4 tahun berturut-turut.
Hamdouna menyeru para profesional, peneliti, lembaga publik dan sipil, serta hak asasi manusia, asosiasi dan organisasi untuk memberikan solidaritasnya terhadap para tahanan laki-laki dan perempuan, dan mendukung mereka akan pentingnya aktivitas untuk membangunkan upaya kolektif guna memperbaiki kondisi bagi kehidupan tahanan, serta berusaha untuk pembebasan mereka (mediaumat.com, 16/8/2010).