Komite Quartet Internasional Hanya Melahirkan Tikus

Sumber-sumber diplomatik mengatakan bahwa Komite Quartet Internasional akan memanggil “Israel” dan Palestina untuk memulai negosiasi langsung di Washington, pada tanggal 2 September bulan depan.

Sementara terkait pernyataan resmi dalam hal ini akan dikeluarkan hari ini. Sumber yang sama menambahkan bahwa Presiden AS, Barack Obama akan menghadiri negosiasi tersebut.

Sumber-sumber itu mengatakan bahwa pernyataan Komite Quartet akan meminta pembatasan referensi negosiasi dan agenda aktivitasnya untuk beralih ke negosiasi langsung antara Palestina dan “Israel”.

Menurut laporan media bahwa konsep baru dari pernyataan yang akan memanggil kedua belah pihak dalam negosiasi itu adalah dalam rangka mencapai kesepakatan dalam setahun.

Ada tiga catatan terkait berita ini:

Pertama, menyerahkan keputusan pada Komite Quartet Internasional bertentangan dengan Islam, serta menggadaikan tanah Isra’ dan Mi’raj, tempat Isra’nya Nabi Muhammad Saw pada kekuasaan kolonialis Barat yang anti-Islam dan kaum Muslim. Begitu juga, menempatkan masalah Palestina di tangan musuh akan melahirkan ketergantungan dan bunuh diri secara politik.

Kedua, pernyataan Komite Quartet Internasional telah membuat media melakukan pembohongan dan penyesatan yag bertujuan menyelamatkan wajah Otoritas jika di wajahnya masih tersisa rasa malu. Keputusan Komite Quartet Internasional tidak lepas dari keputusan AS sebelumnya. Dengan demikian pernyataan Komite Quartet Internasional hanyalah formalitas. Sebab, keputusan untuk memulai negosiasi sebenarnya adalah keputusan Amerika Serikat.

Ketiga, ketergantungan dengan jerami Komite Quartet Internasional mengungkapkan sejauhmana kebangkrutan politik yang menimpa Otoritas dan para penguasa. Otoritas, PLO dan Liga Arab dengan seluruh komite dan lembaganya tidak mampu membuat keputusan-meski sekedar formalitas-untuk perginya Otoritas pada negosiasi yang sebelumnya tidak terlibat langsung. Sehingga pembicaraan tentang negosiasi tetap menjadi urusan Quartet atau Washington untuk melakukan negosiasi dengan Yahudi. Sementara Otoritas tidak lebih dari sekedar dekor (hiasan) untuk memperindah gambar saja.

Negosiasi apapun bentuknya tidak memberikan apa-apa pada rakyat Palestina, selain kehancuran, serta hilangnya negara dan warga. Apalagi hal itu justru mendatangkan murka Allah dan kemarahan-Nya, sebab itu merupakan tindakan yang haram, dan hanya dilakukan oleh mereka yang sudah tidak peduli dengan tanah yang diberkati. Negosiasi hanyalah hiburan yang selalu dilakukan oleh Amerika untuk menutupi ketidakmampuannya secara politik.

Pemerintah Amerika sudah tidak mampu lagi membuat terobosan yang dapat dibanggakan di seluruh wilayah Islam. Keberadaannya di Irak secara politis sudah tidak stabil; sementara di Afghanistan hari demi hari Amerika semakin dalam tenggelam didalam rawa-rawa, bahkan Afghanistan telah menjadi kuburan bagi pasukan Amerika dan NATO. Sehingga Amerika berusaha memainkan negosiasi ini untuk menutupi keterpurukannya. Dalam negosiasi ini pihak Palestina tetap sebagai pihak yang terhina, yang tidak memiliki harga sama sekali.

Sampai kapan Otoritas dan para penguasa hanya menjadi alat kehinaan di tangan Yahudi dan Amerika?! Tidakkah mereka merindukan suatu hari ketika di tengah-tengah mereka terdapat orang-orang mulia dan perkasa, bukan sekedar para budak yang hina?! Atau, apakah mereka tidak bisa berbuat apa-apa selain menjadi alat yang harus melakukan peran pekerjaan tertentu tanpa ada pilihan! (pal-tahrir.info, 20/8/2010).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*