Pesan Kebencian dari Tennesse

Umat Muslim di Murfreesboro, Rutherford County, Tennesse, harus menjalani ibadah Ramadhan tahun ini dengan kegelisahan. Akhir pekan lalu seseorang yang tak dikenal membakar traktor keruk di lahan konstruksi yang sedianya untuk pembangunan masjid.

Api menjilati traktor pada Sabtu (28/8) dini hari. Ada tiga traktor, namun hanya satu yang dibakar dan dua sisanya dirusak. Tidak ada korban jiwa maupun luka. Hanya alat berat itu tidak bisa berfungsi. Kerusakan ini juga membuat rencana pembangunan pusat kegiatan Islam di pinggiran Murfreesboro terbengkalai.

Juru bicara Pusat Kegiatan Islam Murfreesboro Camie Ayash mengatakan, pembakaran alat berat itu membawa pesan kebencian. “Pembakaran itu sengaja untuk membuat kami takut. Dan, tampaknya pesan itu berhasil.”

Kota Murfreesboro berpenduduk 100 ribu jiwa terletak di selatan Nashville. Dari jumlah itu, sebanyak 250 kepala keluarga beragama Islam. Kota ini sejak Perang Teluk dicanangkan sebagai tempat penampungan pengungsi Muslim. Sebelum kejadian ini, umat Islam dan Nasrani hidup berdampingan meski ada letupan-letupan ketegangan. Namun, peristiwa pembakaran ini baru pertama kali terjadi dalam 30 tahun terakhir.

Imam Mohamed Ahmed menambahkan, sekarang umat Islam di Murfreesboro dilanda ketakutan. “Peristiwa ini membuat ketenangan beragama di Murfreesboro terganggu. Sekarang semua umat Islam merasa takut.”

Murfreesboro sebenarnya sudah memiliki Pusat Kegiatan Islam yang terletak di Middle Tennesse Boulevard seluas tiga ribu kaki persegi. Menjamurnya umat Islam membuat mereka membutuhkan pusat kegiatan yang lebih luas. Maka, dipilihlah satu lokasi seluas 10 ribu kaki persegi. Di atas lahan ini akan dibangun masjid, sekolah, dan gedung pertemuan. Ke depan, umat Islam di Murfreesboro berencana memperluas pusat kegiatannya dengan menambah kolam renang, gimnasium, lapangan atletik, dan pemakaman.

Bassma Fathy mengaku tak habis pikir mengapa rencana pembangunan masjidnya ditentang. Lahir dan besar di Murfreesboro, Bassma baru kali ini dihadapkan pada kebencian beragama. “Mereka (pelaku pembakaran) mencoba mengirim pesan pada warga di sini. Jangan mendukung dan membantu pembangunan masjid. Kalau keras kepala, tahu rasa nanti,” katanya.

Namun ia yakin, pelaku pembakaran tidaklah mencerminkan sikap seluruh warga Murfreesboro. “Warga mengenal kami kok. Mereka paham apa yang terjadi pada masjid kami bisa saja menimpa gereja mereka. Kami hidup tenang bersama-sama. Kami bersama-sama merayakan hari kelulusan. Saling mengunjungi saat pernikahan,” sambungnya.

Aksi pembakaran juga mendapat protes dari gereja setempat. Pendeta Russel Richardson mengatakan, umat Nasrani sangat terganggu oleh pembakaran itu. “Ini perbuatan orang-orang yang tidak rasional,” katanya. Menurut Russel, warga Murfreesboro ingin menjadi tetangga yang baik satu sama lain, terlepas latar belakang warganya.

Namun, memang perkembangan Islam di sekitar Nashville berlangsung tak mulus. Kebencian terhadap Islam masih saja menjalar di darah warga AS, yang mengklaim dirinya sebagai negara paling demokratis. Akhir Februari lalu, Masjid Al-Farooq di Nashville dicorat-coret dengan tulisan, ‘Pergilah umat muslim’. Di kota macam Brentwood dan Antioch, pembangunan masjid malah dihentikan karena takut menyulut sentimen anti-Islam.

Warga Murfreesboro pun sebenarnya tidak satu suara membolehkan pembangunan pusat kegiatan Islam. Ketakutan tak beralasan menjangkiti mereka. Bermacam-macam alasan tak masuk akal pun disampaikan, seperti akan menjadi pusat terorisme, mencemari lingkungan, hingga membuat kemacetan.

Seorang warga yang mengkritisi pembangunan ini, Kevin Fischer, mengatakan, rencana pembangunan masjid harusnya didiskusikan dengan seluruh pemangku kepentingan. Namun, Kevin ikut mengecam aksi pembakaran. “Warga Murfreesboro taat hukum. Mereka yang tidak setuju harus menempuh jalan diskusi bukannya membakar seperti ini,” katanya.

Biro Penyelidikan Federal (FBI) dan Biro Masalah Alkohol, Tembakau, Senjata, dan Bahan Peledak (ATF) diturunkan menyelidiki siapa pelaku pembakaran. Juru bicara ATF Eric Kehn menjanjikan penyelidikan berlangsung serius. “Aksi seperti ini kami anggap sangat serius. Kami akan fokus mengejar pelakunya dan apa motifnya. Karena itu, kami mohon bantuan warga setempat,” katanya.

Ditusuk

Sentimen anti-Muslim tampaknya tengah menguat di Amerika Serikat. Sepekan sebelum aksi pembakaran ini, seorang sopir taksi di New York ditikam penumpangnya setelah memberi tahu ia menganut agama Islam.

Si sopir nahas bernama Ahmed H Sharif. Sang penumpang bernama Michael Enright. Di dalam taksi, Enright awalnya bersikap sopan. “Enright bertanya sudah berapa lama Sharif di Amerika. Dari mana asalnya. Apakah ia Muslim? Apakah ia berpuasa. Dan Sharif menjawab pertanyaan ini normal. Tidak ada keanehan,” kata Direktur Eksekutif Aliansi Sopir Taksi New York Bhairavi Desai.

Sharif mengaku ia berasal dari Bangladesh. Sudah 25 tahun berimigrasi ke Amerika. Ia memiliki empat anak. Dan sudah 15 tahun menjadi sopir taksi.

Setelah berbincang sejenak itu, lanjut Bhairavi, dari kursi belakang Enright tampak terdiam. Lalu entah darimana datangnya kemarahan itu, Enright memaki-maki Sharif. Tak puas memaki, remaja tanggung ini mengeluarkan pisau dan menusuk bagian leher, lengan, dan tangan Sharif.

Dengan kondisi berdarah-darah, Sharif kabur dari taksinya dan memanggil polisi. Dalam pemeriksaan terbukti, Enright ternyata sedang ‘teler’. Namun, aparat menjeratnya dengan tuduhan berat seperti percobaan pembunuhan dan pemilikan senjata tajam.

“Saya tak pernah merasa setakut ini pada penumpang,” kata Sharif. Penikaman ini terjadi di tengah pro dan kontra pembangunan masjid di dekat lokasi Menara Kembar yang rontok pada 9 September 2001. Presiden AS Barack Obama mendukung rencana pembangunan masjid itu, namun warga lokal masih banyak yang menentangnya. (republika, 31/8/2010)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*