Sekretaris Jenderal Pusat Dialog Nasional “King Abdul Aziz”, Faisal Muammar pada tanggal 25/08/2010 mengumumkan dalam menanggapi seruan untuk membakar al-Qur’an pada saat memperingati insiden pemboman 11 September, yang diserukan oleh Pastor Amerika pada bulan Juli lalu, Muammar berkata: “Al-Qur’anul Karim itu dijaga oleh Tuhan semesta alam, dan tersimpan dalam hati kaum Muslim. Sementara orang-orang berakal yang berada di tengah-tengah masyarakat dan peradaban yang menjunjung nilai-nilai kemanusiaan, mereka semua sama-sama mengecam dan mengutuk tindakan-tindakan amoral dan pernyataan-pernyataan gila seperti ini.”
Reaksi terhadap masalah seruan untuk membakar al-Qur’an seperti ini merupakan reaksi yang lemah dan tidak bermutu, bahkan terkesan tidak serius sama sekali. Semua tahu bahwa pemerintah Saudi tidak menunjukkan reaksi apapun. Dan hal yang sama juga ditunjukkan oleh semua negara Islam yang tidak mengambil tindakan apapun untuk menekan negara Amerika agar melakukan pelarangan atas tindakan amoral dan gila ini.
Sedangkan aksi dalam hal ini harus ada pada level negara, bukan pada level organisasi dan lembaga yang tidak memberikan solusi dan tidak memiliki keterkaitan. Setidaknya negeri-negeri Islam bereaksi dengan mengancam berbagai kepentingan Amerika. Bahkan seharusnya mengumumkan untuk tidak lagi menjadi antek Amerika, serta tidak akan tunduk kepada Amerika dan perintah-perintahnya.
Dan sebaliknya, mengumumkan untuk kembali kepada Islam, dan akan menerapkan Islam dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam politik luar negeri, yang di antaranya memutuskan hubungan diplomatik dengan negara-negara yang secara riil memerangi Islam (muhâribatan fi’lan), dan yang berpotensi memerangi Islam (muhâribatan hukman), khususnya Amerika yang sedang memerangi Islam dan kaum Muslim di seluruh dunia, mulai dari ujung barat hingga ujung timur.
Sehingga untuk ini harus menutup semua kedutaan besar dan konsulat AS di dunia Islam. Sebab semua tahu bahwa tempat-tempat itu adalah sarang spionase dan konspirasi terhadap kaum Muslim, tempat memonitor pergerakan kaum Muslim, dan tempat perencanaan untuk memerangi kaum Muslim (kantor berita HT, 31/8/2010).