Presiden Amerika, Barack Obama pada hari Senin (20/9) menegaskan dukungan negaranya kepada Yaman dalam perang melawan al-Qaeda. Obama mengatakan bahwa rakyat Yaman mampu menghadapi ancaman dan membuat masa depan yang lebih baik.
Obama mengatakan dalam surat yang disampaikan oleh John Brennan, Penasihat utama Presiden AS Barack Obama untuk pemberantasan terorisme, kepada Presiden Yaman Ali Abdullah Shaleh, bahwa ia “Sangat yakin sesungguhnya rakyat Yaman, tidak hanya mampu mengatasi ancaman yang dihadapinya, bahkan lebih dari itu rakyat Yamam mampu membangun masa depan yang penuh kedamaian dan lebih baik.”
Presiden AS menambahkan, “Kami juga berkomitmen untuk membantu Yaman dalam mencapai masa depan yang dibangun berdasarkan bakat dan kreatif rakyatnya, serta berdasarkan kekayaan sejarahnya… Yaman memiliki budaya dan tradisi yang kuat dan berakar, serta masyarakat yang ramah, yang dikagumi di seluruh dunia.”
Para pejabat Yaman berkali-kali mengecam sebagai bentuk ketidak sukaannya pada Amerika Serikat terkait dukungannya dalam perang di Sana’a dengan al-Qaeda. Namun AS justru meningkatkan bantuan militer ke Yaman setelah upaya untuk meledakkan pesawat penumpang Amerika tahun lalu, dimana al-Qaeda di Semenanjung Arab, yang berbasis di Yaman mengaku bertanggung jawab aksi itu..
Dalam sebuah pernyataan, Kedutaan Besar Amerika di Sana’a mengatakan bahwa Brennan membahas kerjasama antara Amerika Serikat dan Yaman dalam melawan al-Qaeda, serta bantuan Amerika Serikat ke Yaman, yang naik dari tahun lalu menjadi lebih dari 110 juta dolar.
Pernyataan itu menambahkan bahwa Brennan dan Shaleh membahas persiapan untuk konferensi “Ashdiqa’ al-Yaman” yang akan diselenggarakan di New York pada tanggal 24 September ini, yang akan dihadiri oleh sejumlah menteri dari beberapa negara. Konferensi ini merupakan forum yang akan menyediakan tempat bagi masyarakat internasional untuk mendukung reformasi ekonomi di Yaman.
Brennan kembali menegaskan dukungan negaranya bagi dialog nasional yang komprehensif di Yaman, dan pemilihan parlemen mendatang, serta perhatian Washington terhadap perlindungan hak asasi manusia, begitu juga dengan komitmen yang berkesinambungan oleh semua pihak terkait gencatan senjata di bagian utara negara itu (CNNArabic.com, 20/9/2010).