Nafsu itu ibarat bayi, jika engkau biarkan, tumbuhlah besar, ia terus menyusu. Bila engkau sapih, ia pun berhenti. Maka, hindarkanlah keinginanannya dan waspadalah dari mempertuankannya. Bila engkau pertuankan nafsu, maka akan hina dina. (al-Busyiri, Qashidah Burdah)