Ahmad Muhammad Musa, Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Muslim Sudan Selatan tidak yakin sama sekali akan adanya perubahan politik dan sosial apapun bagi kaum Muslim setelah referendum yang dijadwalkan Januari mendatang. Dan yang jelas referendum itu justru menyebabkan pemisahan diri Sudan Selatan dan pembentukan sebuah negara merdeka di sana.
Musa mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada “Al-Jazeera” bahwa “Ia yakin kondisi kaum Muslim tidak akan berubah. Apapun hasil referendum penentuan nasib sendiri Sudan Selatan pada bulan Januari mendatang.”
Musa, yang juga terpilih sebagai wakil di Parlemen Sudan Selatan dari Gerakan Rakyat untuk Pembebasan Sudan mengatakan: “Apapun hasilnya tidak akan berdampak sama sekali pada kondisi kaum Muslim. Sebab sudah terlalu jauh bahwa kaum Muslim di Sudan Selatan dianggap sebagai musuh.”
Ia mengatakan bahwa referendum dapat memisahkan secara politik dan geografis, “namun dipastikan bahwa, dengan semua itu tidak akan terjadi pemisahan secara sosial.”
Ia mencontohkan bahwa kaum Muslim di Sudan Selatan menderita akibat dari kondisi yang lemah, terutama dalam hal pendidikan dan ekonomi. Sehingga mereka perlu untuk memberdayakan kaum Muslim dalam rangka membentuk kekuatan tambahan yang realistis seiring dengan perkembangan di Sudan Selatan.
Ia menjelaskan bahwa Dewan Muslim Sudan Selatan akan bekerja keras untuk memperkuat kondisi kaum Muslim dengan membangun proyek-proyek ekonomi yang kuat agar kaum Muslim menjadi kekuatan yang suaranya didengar, dan juga mengembangkan strategi dakwah Islam yang dapat mempengaruhi orang lain melalui aktivitas sosial.
Musa tidak menyangkal adanya tekanan dan pelecehan terhadap kaum Muslim di Sudan Selatan. Namun, ia menegaskan bahwa pemerintah setempat “sudah memahami hal itu dan sekarang mulai campur tangan untuk mencegah berulangnya kembali tekanan dan pelecehan tersebut.” (mediaumat.com, 28/9/2010).