HTI-Press. Bertempat di Markas Umum PBB di New York pada Jumat (24/09) diadakan konferensi tentang referendum Sudan Selatan dan wilayah Abyei (Khasmir Sudan berikutnya). Konferensi ini dihadiri wakil Presiden Sudan, Salfakir ( kepala pemerintahan Sudan Selatan), Ali Usman Muhammad Toha , Sekjen PBB, presiden AS Obama, lima kepala negara Afrika, menlu Prancis, Jerman, Norwegia, dan beberapa yang lain.
Obama memperingatkan tentang kekhawatirannya terhadap kegagalan referendum dan penolakan pemerintahan terhadap keberhasilan referendum tersebut. “referendum harus berjalan tepat waktu dan dengan tenang”, ujar Obama . Pemerintah merespon pernyataan ini dengan memberikan akses penuh bagi kebijakan Amerika untuk menghancurkan Sudan . Hal ini tampak dari pernyataan Wakil Presiden Ali Usman : ” Pemerintah Sudan akan menerima hasil referendum penentuan nasib sendiri di Sudan Selatan, akan tetapi menginginginkan keringanan sanksi internasional terhadap Sudan.
Hizbut Tahrir Wilayah Sudan dalam pernyataan persnya mengecam makar Amerika yang didukung oleh pemerintah Sudan ini. ” Kami menegaskan sikap pokok kami untuk menolak makar penjajah kafir untuk memecahbelah negeri kami !”, tegas Ibrahim Utsman Abu Khalil
Juru bicara HT Sudan menjelaskan, referandum yang direncanakan akan dilakukan pada 9 Januari 2011 berdasarkan konvensi Naivasha adalah tidak sah dan tidak mengikat penduduk Sudan, meskipun pemerintahan Sudah mendukung negara kafir Barat menjalankan makarnya.
“Kami menyerukan kepada pemerintahan takutlah kepada Allah SWT dalam urusan diri kalian, takutlah kepada Allah SWT dalam masalah umat ini, tindakan Anda memberikan jalan kepada penjajah menghancurkan Sudan adalah dosa besar, bertaubatlah, sejarah tidak akan memaafkan pengkhianatan kalian yang memberikan jalan bagi orang-orang kafir untuk menghancurkan Sudan,”tegas jubir Sudan ini. (FW)