Liqo Syawal Semarang: Menjadi Khoiru Ummah Dengan Menegakkan Syariah dan Khilafah

HTI Press. Ahad, 26 September 2010 Hizbut Tahrir Indonesia Kota Semarang berkesempatan mengadakan kegiatan tahunan dengan tajuk Liqa’ Syawal. Kali ini acara yang mengambil tema: Menjadi Khoiru Ummah Dengan Menegakkan Syariah Dan Khilafah ini bertempat di Masjid Madya Mangun Karsa jalan Wolter Mangunsidi, Pedurungan, Semarang. Tidak kurang 300 peserta memenuhi masjid dua lantai ini. Kyai, Ulama, Asatidz, tokoh masyarakat, kalangan pondok pesantren, mubalighah mengikuti acara dengan antusias mulai pukul 09.00 hingga 12.00. Dalam kesempatan kali ini panitia menghadirkan pemateri KH. Ainul Yaqin, DPD I HTI Jateng dan Jubir HTI Ir. M. Ismail Yusanto, MM.

Ust. Agus Suyanto, Msi selaku ketua HTI Semarang berkesempatan membuka acara ini, dan sekaligus menjelaskan bahwa saat ini Hizbut Tahrir sudah memasuki tahapan tafaul ma al ummah tamman. Dukungan ummat terlebih para Kyai, Ulama, Asatidz, kalangan pondok pesantren dan tokoh masyarakat menjadi sebuah keniscayaan. Di akhir sambutannya, bapak empat anak ini juga menghaturkan taqabalallahu minna wa minkum, mohon maaf lahir dan batin kepada seluruh peserta Liqa Syawal.

Seakan belum afdhal apabila belum ada sambutan perwakilan dari kalangan ulama. Adalah KH. Nasruddin, selaku perwakilan  kalangan pondok pesantren dan juga tokoh ulama sekodya Semarang. Kyai yang kesehariannya di pondok pesantren Taqwalillah Semarang ini menyampaikan pentingnya penerapan Syariah dalam bingkai Khilafah. Ulama yang sering disapa Abu Faqih ini membeberkan, banyak syariah yang dipelajari di pondok pesantren tapi tidak bisa dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, dipesantren dipelajari bagaimana hukum bagi orang yang melakukan zina, akan tetapi itu semua tidak bisa dilaksanakan, dan akhirnya hanya sebatas “ilmu” saja. Syariah hanya bisa diterapkan oleh institusi yang bernama khilafah, tidak bisa dengan yang lain, tandas bapak empat anak ini. Lebih lanjut, syariah tidak bisa diterapkan dalam bingkai demokrasi,  ibarat air dimasukan dalam wadah keranjang, tandasnya.

Memasuki sesi pertama KH. Ainul Yaqin menyampaikan akan pentingnya berjuang dalam upaya penegakan Syariah dan Khilafah. Karena pangkal dari semua masalah yang ada didunia ini (ekonomi, pendidikan, politik, sosial budaya, dll) adalah tidak diterapkannya Syariah secara kaffah. Beliau juga menjelaskan pentingnya peran Kyai, Ulama, Asatidz, dan tokoh masyarakat dalam upaya pencerdasan ummat menuju Khoiru Ummah Dengan Menegakkan Syariah Dan Khilaf, sekaligus ikut ambil bagian secara langsung dalam perjuangan ini. Kesempatan selanjutnya jubir HTI, Ir. M Ismail Yusanto, MM, memaparkan peluang dan tantangan dakwah kedepan. Beliau menjelaskan bahwa kecenderungan ummat terhadap penerapan Syariah semakin meningkat, hal ini ditunjukan oleh beberapa hasil survei syariah yang semakin meningkat. Akan tetapi, musuh-musuh Islam tidak akan tinggal diam, dan selalu berusaha untuk menghalang-halangi perjuangan Syariah. Walau demikian tandas beliau, Khilafah tetep akan tegak, Islam akan kembali menguasai Dunia, meski orang-orang kafir tidak menginginkannya, karena itu adalah janji Allah. Selesai diskusi, acara dilanjutkan dengan sholat dhuhur bersama dan ramah tamah.(ekoyuli/ilamiyah)

Jubir HTI Menyajikan Materi

Jubir HTI Menyajikan Materi

Penyaji Materi

Penyaji Materi

Perwakilan Ulama Semarang

Perwakilan Ulama Semarang

Sambutan Ketua DPD II HTI Semarang

Sambutan Ketua DPD II HTI Semarang

TilawahQuran Ust Wasroi

TilawahQuran Ust Wasroi

Ust AinulYaqien Paparkan Materinya

Ust AinulYaqien Paparkan Materinya

One comment

  1. Mohon setiap dakwah tolong disertai sumber dasar hukum Alquran atau Hadist.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*