Obama: Pemilih Frustrasi

Presiden AS Barack Obama mengatakan dia yakin para pemilih AS merasa jengkel terhadap kecepatan pemulihan ekonomi.

Obama mengatakan itu dalam reaksinya setelah kekalahan Partai Demokrat dalam pemilihan sela (mid-term) untuk anggota DPR dan sejumlah gubernur negara bagian.

Partai Republik merebut 60 kursi untuk kemudian menguasai Dewan Perwakilan. Partai Demokrat tetap mayoritas di Senat walaupun juga kehilangan sejumlah kursi.

Para tokoh Republik mulai bertekad akan membalikkan refromasi perawatan kesehatan yang dilakukan Obama dan akan mengurangi belanja pemerintah.

Obama berjanji akan mencarikan kesamaan pandangan dengan kalangan Republik mengenai isu-isu penting.

Tidak ada partai yang memegang kendali, katanya. Jadi, Republik dan Demokrat harus bekerja sama untuk masalah lapangan kerja, keamanan dan masa depan, sesuai dengan pesan pemilih.

“Ini tidak ada mudah. Kita tidak akan bisa mempersatukan semua perbedaan,” ujarnya.

“Yang pasti adalah bahwa tanpa dukungan Republik mengenai apa saja, maka akan berat untuk melaksanakan program.”

Obama yakin sudah ada kemajuan tetapi masih banyak yang harus dikerjakan.

“Selama dua tahun ini kita sudah mencatat kemajuan, namun jelas masih banyak orang yang belum merasakan kemajuan itu dan mereka mengatakan itu kepada kami kemarin. Sebagai presiden, saya bertanggung jawab sepenuhnya,” katanya.

Akan hadang

Pemimpin kubu Republik di DPR AS menyatakan, pembatalan reformasi asuransi kesehatan Presiden Obama akan menjadi salah satu prioritas partainya di Kongres.

Pemimpin Partai Republik di DPR, John Boehner mengatakan kenaikan perolehan suara partainya dalam pemilihan sela menunjukkan para pemilih tidak menyukai pengambilalihan urusan asuransi kesehatan oleh pemerintah.

Dari hasil pemilihan sela kemarin, Partai Republik AS memegang kendali atas DPR dari hasil pemilihan sela, namun partai Presiden Barack Obama, Demokrat berhasil mempertahankan dominasi di Senat.

Hasil pemilihan sela memberi Republik lebih dari 230 kursi dari total 435 kursi DPR, setelah mendapat tambahan sekitar 69 kursi. Kenaikan jumlah kursi Republik ini merupakan pergeseran kekuatan politik terbesar di AS dalam masa lebih dari 60 tahun.

Hasil ini mengantar kubu Republik berhasil merebut kendali posisi mayoritas yang terlepas dari tangan mereka tahun 2006.

Sebaliknya, bagi Partai Demokrat, kekalahan ini merongrong keleluasaan mereka untuk bisa meloloskan rancangan undang-undang di Kongres.

Wartawan BBC di Washington mengatakan hasil ini pukulan berat bagi Presiden Obama.

Ketidakpuasan publik

Kubu Republik memanfaatkan ketidakpuasan publik soal ekonomi Amerika yang melemah dan jumlah pengangguran yang tinggi, katanya.

Banyak orang yang dulu mengantar Obama berkuasa di Gedung Putih dua tahun lalu sangat kecewa atas pemulihan ekonomi yang lamban dan memilik tidak menggunakan hak suara mereka.

Presiden Obama telah menghubungi pemimpin Partai Republik di DPR, John Boehner dan menyatakan dia ingin menemukan persamaan pandangan pasca hasil pemilihan.

Meski Demokrat kehilangan beberapa kursi di majelis tinggi, Senat, kubu pendukung Presiden Obama masih tetap memegang kendali di sana dengan memiliki posisi mayoritas tipis.

Enam kursi terlepas dari tangan wakil Partai Demokrat dan beralih ke tangan calon dari Partai Republik dan calon dari Tea Party.

Sementara itu, hasil exit poll ABC mengindikasikan 88% warga Amerika yakin ekonomi nasional kacau balau. Angka itu hampir sama banyaknya dengan orang yang menyatakan pandangan serupa sebelum Barack Obama terpilih.

Menurut temuan jajak ABC, 73% menggambarkan diri mereka kecewa atau bahkan (26%) atas cara kerja pemerintah federal.

Analisis

Hasil pemilihan ini merupakan pukulan telak bagi Presiden Obama yang dua tahun lalu dipilih dengan harapan begitu tinggi.

Yang lebih gawat lagi bagi pemerintah Obama, dengan kemenangan ini Partai Republik bisa menghalangi undang-undang yang diperlukan Presiden Obama untuk menjalankan kebijakannya.

Dalam ulasan ini, editor BBC untuk Amerika Utara Mark Mardell mengatakan penyebab utama kekalahan Partai Demokrat adalah lambannya pemulihan ekonomi Amerika.

Akibatnya banyak dari mereka yang dua tahun lalu memilih Presiden Obama kecewa dan tidak ikut memilih.

Tea Party

Faktor penting lainnya dalam kemenangan Partai Republik adalah kebangkitan gerakan Tea Party yang berpendapat bahwa pemerintah Amerika sekarang sudah terlalu besar dan berbuat terlalu banyak.

Gerakan Tea Party yang merupakan lawan ideologis Presiden Obama meraih kemenangan besar dalam pemilihan sela kali ini.

Memang dua calon Tea Party yang paling eksentrik kalah dalam pemilihan senat di Nevada dan Delaware, tetapi secara keseluruhan gerakan konservatif ini sekarang menguasai lembaga legislatif Amerika.

Ketua DPR yang baru, John Boehner dari Partai Republik mengatakan kepada para pendukung Tea Party bahwa dia tidak akan mengecewakan mereka.

Pamor Presiden Obama merosot dengan cepat. Dia menghadapi pemilih yang sangat terpecah dan didesak oleh gerakan politik konservatif yang menghantam seperti ombak besar.

Salah tafsir

Bisa jadi Presiden Obama dan banyak pengamat, salah menafsirkan arti kemenangannya dua tahun lalu.

Jangan-jangan para pemilih terbuai oleh kata-kata yang dilontarkan dalam kampanye Obama, bukan oleh orangnya sendiri atau pun kebijakan yang dia tawarkan.

Jangan-jangan mereka memilih karena cita-cita yang tersirat dari kata-kata seperti hope atau change, disamping penolakan atas George W Bush.

Saya curiga bahwa seandainya Obama dan John McCain bertukar kebijakan, rakyat Amerika akan tetap memilih calon yang lebih muda dengan semangat yang mash tinggi, daripada si calon tua yang tidak mengerti ekonomi.

Di lain pihak bisa dimengerti apabila Presiden Obama yang baru dipilih, menafsirkan suara rakyat ini sebagai mandat untuk menjalankan kebijakannya.

Presiden Obama menerangkan dengan seksama pentingya reformasi kesehatan, tentang keyakinannya bahwa pemerintah bisa berperan memperbaiki nasib rakyat.

Dia juga mengingatkan bahwa perubahan membutuhkan waktu. Tetapi ternyata masyarakat tetap tidak yakin.

Mungkin saja kebijakan Presiden Obama bertentangan dengan keinginan banyak rakyat Amerika.

Memang kebanyakan rakyat Amerika tidak memandang kebijakannya yang mirip dengan gerakan demokrasi sosial di Eropa sebagai komunisme laten seperti yang dituduhkan oleh gerakan Tea Party, tetapi tetap saja kebanyakan rakyat Amerika tidak suka dengan kebijakan itu.

Bailout

Yang lebih parah bagi Presiden Obama, kebijakannya memberi bantuan keuangan bagi industri otomotif dan perbankan tidak disukai oleh golongan kiri maupun kanan.

Golongan kiri melihat bailout itu sebagai pertolongan untuk kalangan kaya dan perusahaan-perusahaan besar yang menimbulkan krisis ekonomi.

Golongan kanan melihat bailout itu sebagai tindakan Big Government yang mengambil alih peran swasta dalam ekonomi.

Sepak terjang politik Presiden Obama juga payah.

Manfaaat atau mudharat reformasi kesehatan Presiden Obama bisa diperdebatkan, tetapi yang jelas kebijakan itu tidak dijelaskan dengan baik dan terkesan seperti kebijakan hasil dagang sapi yang tidak mereka inginkan dari Obama.

Sebagian pemilih Amerika secara prinsip menentang stimulus ekonomi, tetapi mereka yang seharusnya mendukung pun tidak bisa melihat manfaat pemakaian dana itu.

Hasil pemilihan sela ini bisa saja tidak akan terlalu buruk bagi Presiden obama. Presiden bill Clinton bisa bekerja dengan Kongres yang dikuasai partai lawannya begitu pula dengan George W Bush dan Ronald Reagan. Akan tetapi jurang antara kedua partai sekarang samat besar.

Pemilihan ini bukan akhir dari pemerintahan Obama karena masih banyak yang bisa terjadi dalam dua tahun ke depan. Pada tahun 2012 lawan yang dihadapi Presiden Obama adalah seorang individu, bukan sebuah gerakan seperti dalam pemilihan sekarang. (bbc, 3/11/2010)

One comment

  1. bersatulah hai umat islam untuk memboikot kedatangan pemimpin negara dajjal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*