Presiden Amerika, Barack Obama menyerukan kepada India dan Pakistan agar bekerja sama untuk menyelesaikan perbedaan mereka. Ia menekankan bahwa Amerika Serikat tidak bisa memaksakan “kemitraan antara kedua negara”.
Dalam pidato yang disampakan di depan para mahasiswa di Bombay, Obama mengatakan: “Pakistan telah mencapai kemajuan dalam pemberantasan kanker kekerasan. Namun hal itu tidak secepat yang diharapkannya.”
Setelah menekankan bahwa “Amerika Serikat tidak bisa memaksakan kemitraan antara kedua negara yang telah terlibat dalam tiga peperangan sejak kemerdekaan keduanya yang bersamaan pada 1947,” Obama menambahkan bahwa “Termasuk kepentingan India adalah keberhasilan Pakistan dalam memerangi kekerasan.”
Ia menyatakan “harapan tentang tumbuhnya kepercayaan antara kedua negara bersamaan dengan berjalannya waktu. Setidaknya, memulai dialog tentang isu-isu yang tidak memicu banyak perbedaan. Baru kemudian, beralih pada isu-isu yang menimbulkan perbedaan yang lebih besar.”
Obama mengatakan di depan para mahasiswa tersebut: “Saya benar-benar yakin bahwa negara yang paling banyak memiliki kepentingan di Pakistan adalah India.”
Ia menekankan bahwa “Jika Pakistan telah menikmati stabilitas dan kemakmuran, maka hal itu lebih baik bagi India, karena India berkembang pesat, dan ini tentunya termasuk dalam kepentingan Anda.”
Para analis menuduh Obama sengaja mengecualikan Pakistan dalam kunjungannya di Asia yang dilakukan sekarang ini untuk menyenangkan India. Dan hal ini yang dinilai oleh para analis sebagai penghinaan baru terhadap Islam dan kaum Muslim.
Sehari setelah pengumuman perjanjian perdagangan, pada hari Ahad (7/11) berbagai surat kabar Amerika dan India menyambut baik semakin kuatnya hubungan antara New Delhi dan Washington.
Pada hari Sabtu (6/11), Obama mengumumkan perjanjian dengan India senilai sepuluh miliar dolar yang akan memberikan lima puluh ribu lapangan kerja baru bagi Amerika. Hal itu berlangsung, sehari setelah kekalahan kubunya dalam pemilu legislatif, terutama karena resesi ekonomi AS yang menimbulkan ketidakpuasan pemilih (islamtoday.net, 7/11/2010).