Jakarta – Cerita seorang tahanan bisa mudah keluar masuk rutan bukan cerita baru di republik ini. Modus seperti ini sering terjadi di rutan-rutan yang rawan korupsi.
“Orang yang ditahan bisa keluar masuk emang cuma Gayus? Banyak itu modusnya,” kata Sekretaris Jenderal Transparency International Indonesia (TII) Teten Masduki kepada detikcom usai peluncuran survei Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia, di Graha Niaga, Jl Sudirman, Jakarta, Selasa (8/11/2010).
Teten menjelaskan, ‘bebasnya’ Gayus melenggang di luar rutan karena menajemen dan reformasi belum berjalan sepenuhnya. Praktik suap dan korupsi masih menjadi momok bagi sipir maupun lembaga pemasyarakatan.
“Selalu saja karena motif uang. Suap dan korup. Perilaku-perilaku ini problemnya adalah reformasi birokrasi belum tercapai,” jelasnya.
Teten menyayangkan Mabes Polri bisa kebobolan Gayus. Ia mendesak agar Kapolri baru segera menindak oknum-oknum yang terlibat.
“Penyakit lama ini. Mau tidak mau harus segera diselesaikan,” tegasnya.
Sebelumnya, Gayus dikeluarkan dari rutan Brimob Kelapa Dua, Depok, untuk berobat. Namun, rupanya mantan pegawai pajak tersebut kembali ke rumahnya di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Selain itu, ada foto pria yang mirip dirinya saat sedang menonton turnamen tenis di Bali. Gayus telah menyangkal foto itu adalah dirinya.
9 Petugas jaga rutan termasuk Kepala Rutan Brimob Kompol Iwan Suyitno telah dicopot dari jabatannya terkait hal ini. Menurut informasi yang beredar, Gayus menyuap sejumlah petugas untuk bisa ‘melenggang’ bebas di luar rutan. (detik.com, 9/11/2010)