Puluhan aktivis ekstrem Kanan dan bergabung dengan segelintir penduduk setempat melemparkan telur dan mengejek ratusan imigran Muslim yang berkumpul untuk merayakan Idul Adha dikelilingi oleh pelindung penjagaan polisi anti huru-hara.
Yunani adalah salah satu pintu gerbang utama imigran yang ingin ke Uni Eropa dan memiliki komunitas Muslim yang terus tumbuh. Ketegangan antara penduduk lokal dan pendatang menghangat di beberapa daerah di Athena seperti di Attiki Square, tempat insiden terjadi, Selasa (16/11).
Komunitas Muslim di Athena tidak memiliki masjid resmi dan pada perayaan hari raya tertentu biasanya diadakan di pusat-pusat budaya atau balai masyarakat atau apartemen milik pribadi. Komunitas Muslim di negara yang mayoritas memeluk kristen ortodoks itu diperkirakan berjumlah satu juta orang.
Saat sekelompok Muslim melakukan shalat Ied, beberapa penduduk setempat meneriakkan kata-kata kotor dari balkon dan melambaikan bendera Yunani. Selebaran dengan gambar babi juga tersebar di seluruh alun-alun. “Ada sebuah masjid (tidak resmi) di dekat sini, tapi kami takut untuk pergi ke sana,” kata Shamasul (30 tahun), imigran asal Bangladesh. Ia mengaku kadang-kadang orang Yunani di lingkungan ini mengancam untuk membunuh komunitas mereka.
Margarita Vassilatou, (56 tahun) warga Attiki yang tinggal selama lebih dari 35 tahun di tempat itu mengungkapkan kebenciannya terhadap imigran Muslim. Dia berencana pindah dari tempat tinggalnya sekarang karena takut dengan kehadiran para imigran. “Ini bukan hidup yang tenang, karena kita takut, kebanyakan dari mereka adalah penjahat, mereka membawa pisau dan obat-obat terlarang,” tudingnya.
Selain itu terdapat juga kelompok Muslim lainya yang menggelar shalat Ied di dekat universitas Athena, sekitar 2.000 Muslim pria dan wanita berkumpul di depan universitas neo-klasik yang berhias patung Yunani kuno. Di masa lalu, upaya untuk membangun sebuah masjid di ibukota ditolak penduduk setempat dan beberapa pastor dari gereja ortodoks Yunani.
Namun, Uskup Agung Yunani saat ini mendukung pembangunan masjid dan pemerintah sosialis yang tengah berkuasa telah menyisihkan lahan dekat dengan pusat kota, meskipun pembangunan belum dimulai. Satu-satunya masjid di Yunani berada di wilayah timur laut Xanthi dekat perbatasan Turki, rumah bagi minoritas Muslim yang besar. (republika.co.id, 17/11/2010)
hanya khilafah yang mampu mengakhiri penistaan terhadap islam dan kaum muslimin….sadarlah wahai umat Rosul!!!! KHILAFAH WAJIB DAN MENDESAK!!!!!!
Aduuuuhhh…
jadi etika seperti itukah yang ingin dipelajari sekaligus ditiru oleh ppetinggi DPR dengn berkunjung ke Yunani…
Subhanallah…
Oh, jadi etika macam begitukah yang disebut sebagai etik agung Yunani..
MMMhhh wealahh.. DPR.. DPR….!?
mereka bicara tentang demokrasi,HAM tapi kenyataannya mereka sendiri yang melanggarnya.untuk beribadah saja umat Islam di yunani di ganggu. ini adalah bukti klo Demokrasi dan HAM hanya alat orang-orang barat untuk memaksa kaum muslim agar tunduk pada kepentingan barat. wahai kaum muslim masihkah kaian percaya pada demokrasi & HAM yang palsu & sesat ???