Presiden prihatin karena kasus Gayus Tambunan yang keluar tahanan Mako Brimob. (Antara, 17/11)
Komentar:
1. Presiden yang dengan otoritasnya dapat membabat penjahat , mengapa hanya bisa prihatin?
2. Yang dibutuhkan rakyat bukan sekedar sikap prihatin atau retorika kosong; kasus Gayus menunjukkan betapa bobroknya institusi penegak hukum; reformasi hanya pencitraan demi kekuasaan;
3. Umat butuh pemimpin yang amanah menjalankan sebagai pemimpin, bukan yang berkhianat.
1.presiden kok bisanya cuma prihatin ?
2.ini bukti betapa bobroknya pemerintah di indonesia,dari desa hingga kota, semua bisa di beli dengan uang.
3. semua ini akibat sistem demokrasi yang menyerahkan hukum kepada manusia yang punya kepentingan.
solusinya adalah tegakkan hukum Allah yang adil karena Allah ga punya kepentingan serta serahkan amanah kepemimpinan pada orang yang amanah.semua itu hanya bisa diwujudkan dengan KHILaFAH.
saya kira semua penegak hukum di negri ini ga ada yg bs menegakkan hukum.
mari berjuang bersama untuk segara ganti sistem yang sudah terbukti rusak ini dgn syariah islam
ah bosan gaya sby…cuman sukanya nangis, prihatin, menghiba, tunduk sama obama,gak punya jati dri, pencitraan, pemolesan. banngsa besar kayak gini di pimpin presiden yang cengeng dan membebek. mana bisa?
Makanya jangan ada pajak. Sudah jelas pajak itu haram.. Hukum di Indonesia tidak sesuai dengan syariah.. Pemimpin pun nanti akan diminta pertangungjawabannya di akherat.. Ingat umur di dunia ini hanya sebentar saja.
ini Presiden bisanya mengibaaaaaaa saja, udah kklok ngak becus sana turun, jadi pemimpin ngak bisa jadi panutan………..
wahai para penguasa negara apakah engkau tuli pendengarannya apakah engkau bisu bicara kebenaaran,apakah engkau buta mata
hatinya rakyat sedang menannti keadilanmu,ingat kemunafikaan
akan membawa kehancuran hanya dengan hukum(sistem syariat islam)keberkahan,keadilan,akan dirasakan oleh bangsa ini.
( Dan merugilah )binasalah (setiap orang berlaku sewenang-wenang)setiap orang yang takabur yidak mau taat kepada Allah
(lagi keras kepala) artinya tidak mau tunduk kepada perkara yang hak.Al-Qur’an surat Ibrahim ayat 15.