Warga Timur Tengah yang merupakan sasaran utama dari jaringan berita televisi Arab seperti Al Jazeera lebih cenderung mengidentifikasi diri mereka sebagai Muslim bukannya mengakui sebagai warga negara mereka sendiri, menurut penelitian terbaru.
Jaringan berita televisi seperti Al Jazeera adalah transaksional dan karena itu mereka cenderung untuk mendorong pemirsa mereka untuk melihat diri mereka dalam istilah yang lebih luas dari sekedar penduduk suatu bangsa tertentu, kata para peneliti.
Erik Nisbet, penulis utama penelitian ini dan asisten profesor komunikasi di Ohio State University, mengatakan bahwa tujuan dari jaringan televisi yang relatif baru ini tidak untuk mewakili kepentingan nasional tertentu, tetapi untuk menarik pemirsa di seluruh wilayah Arab.
“Mereka memasuki sebuah gagasan bahwa semua pemirsa yang terhubung dengan televisi mereka adalah seorang Muslim atau beridentitas Arab,” tambahnya.
Pada saat AS lebih fokus pada pengembangan kebijakan luar negerinya terkait ke Timur Tengah, Nisbet menyatakan bahwa temuan ini akan memiliki implikasi penting bagi negara AS karena orang Arab yang mengidentifikasi diri mereka terutama sebagai muslim memiliki pandangan yang tidak menguntungkan bagi Amerika Serikat daripada orang yang melihat diri mereka terutama sebagai warga negara tertentu.
Menurut penelitian yang dipublikasikan di jurnal Komunikasi Politik, para peneliti menggunakan data yang dikumpulkan antara tahun 2004 dan 2008 oleh Zogby International dan Shibley Telhami, seorang profesor di University of Maryland. Telhami dan rekannya melakukan survei terhadap 14.949 warga di enam negara Arab, Arab Saudi, Mesir, Maroko, Yordania, Lebanon dan Uni Emirat Arab.
Ketika ditanya saluran televisi transaksional yang mereka pilih dan sebagai favorit mereka, penekanan responden tertuju pada saluran televisi Al Jazeera dan Al Arabiya, dua jaringan televisi yang dominan di wilayah Teluk yang menyajikan berita dalam perspektif Arab.
Namun, orang dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi lebih mengidentifikasi diri mereka sebagai orang Arab bukan sebagai Muslim.
“Jika Anda pergi ke sekolah yang dikelola pemerintah, Anda belajar loyalitas kepada negara.” Salah satu responden mengatakan.
Setelah menyelesaikan penelitiannya, Nisbet menekankan bahwa hasil ini menunjukkan bahwa popularitas Al Jazeera mungkin menimbulkan tantangan bagi Amerika Serikat, jika jaringan televisi ini terus mempengaruhi identitas politik para pemirsa. (eramuslim.com, 21/11/2010)
begitulah seharusnya, umat islam lebih senang digolongkan sebagai komunitas muslim sebagai bagian dari muslim lainnya diselurh dunia. jangan mau dikelompok-kelompokkan berdasarkan negara, bangsa, ras, suku, keluarga. karena salah satu siasat para penjajah untuk memecah belah umat islam adalah dengan memunculkan identitas yang tidak berguna sama sekali dihadapan Alloh, yakni kebangsaan. mari bersatu hai orang-orang muslim arab, orang-orang muslim asia, orang-orang muslim eropa, orang-orang muslim afrika, orang-orang muslim australia, kita semua sama dihadapan Alloh. mari kita bersatu tegakkan syriah dan khilafah, inilah letak penilaian yang sesungguhnya dihadapan Alloh SWT, apakah kita termasuk orang yang mulia atau rendah dihadapan al-Kholiq.
begitulah seharusnya, umat islam lebih senang digolongkan sebagai komunitas muslim sebagai bagian dari muslim lainnya diselurh dunia. jangan mau dikelompok-kelompokkan berdasarkan negara, bangsa, ras, suku, keluarga. karena salah satu siasat para penjajah untuk memecah belah umat islam adalah dengan memunculkan identitas yang tidak berguna sama sekali dihadapan Alloh, yakni kebangsaan. mari bersatu hai orang-orang muslim arab, orang-orang muslim asia, orang-orang muslim eropa, orang-orang muslim afrika, orang-orang muslim australia, kita semua sama dihadapan Alloh. mari kita bersatu tegakkan syariah dan khilafah, inilah letak penilaian yang sesungguhnya dihadapan Alloh SWT, apakah kita termasuk orang yang mulia atau rendah dihadapan al-Kholiq.
karakter umat Islam adalh satu umat (ummatan wahidah). Kaum kafir penjajahlah yg telah menyekat mereka dengan sekat2 semu nasionalisme. Oleh karenanya, upaya mempersatuan umat Islam dalam Khilafah bukanlah hal yg utopis dan sulit, sebab potensi ini telah dimiliki umat Islam dimanapun mereka berada.
Wahai umat Islam…! Banggalah sebagai umat yang terbaik, yang menyeru kepada kebaikan (Islam) dan mencegah kemungkaran.