Sebagai sebuah kemenangan bagi pemerintah AS dalam masalah perisai rudal, Presiden Barack Obama pada Sabtu, 20 November mengumumkan bahwa para pemimpin negara-negara anggota dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) telah bersepakat pada KTT Lisabon untuk membangun sistem pertahanan rudal yang mencakup semua negara anggota NATO.
Obama mengatakan bahwa sistem ini dibuat sebagai reaksi terhadap tantangan modern di dunia. Ia mengatakan bahwa para pemimpin NATO berharap KTT dapat membuka pintu kerjasama antara dua pihak, yaitu NATO dan Rusia dalam bidang pertahanan rudal. Bahkan selama KTT, ia berharap mampu menyakinkan pihak Rusia tentang adanya sejumlah ancaman bersama, dan pentingnya kerjasama untuk mengatasinya.
Sistem perisai rudal ini akan mencakup semua negara anggota NATO di dua benua, Eropa dan Amerika Utara, yang merupakan kelanjutan bagi perwalian Amerika di benua Eropa.
Para peserta KTT juga sepakat untuk mendukung NATO yang akan diratifikasi parlemen Rusia dan Amerika Serikat, tentang perjanjian untuk mengurangi senjata ofensif strategis, khususnya pengurangan senjata nuklir bagi Washington dan Moskow.
Para pemimpin negara-negara NATO telah menetapkan, pada hari Jum’at (19/11), sebuah strategi baru NATO. Di mana dalam strategi ini, NATO menekankan bahwa tidak boleh menimbulkan ancaman apapun pada Rusia. Sebaliknya berusaha untuk membangun kemitraan strategis yang sebenarnya dengan Moskow.
Menurut naskah strategi yang dipublikasikan pada situs resmi NATO di Internet, bahwa kemitraan dengan Rusia memiliki arti strategis, karena memberikan kontribusi dalam pembentukan zona perdamaian, dan stabilitas keamanan bersama.
Sementara strategi baru menyerukan untuk mengintensifkan komunikasi politik dengan pihak Rusia, serta kerjasama praktis di bidang yang menyangkut kepentingan bersama, termasuk pertahanan perisai rudal, kontra-terorisme, perdagangan narkoba, perang terhadap pembajakan, dan peningkatan keamanan internasional.
Dalam hal ini jelas bahwa AS membahas masalah Afghanistan pada pertemuan yang telah memuluskan masalah perisai rudal itu, sehingga para pemimpin NATO setuju, pada sesi penutupan KTT mereka di Lisabon terkait penetapan jadwal untuk mengakhiri operasi tempur di Afghanistan.
Sebagaimana NATO telah mencapai kesepakatan dengan Rusia tentang pengiriman peralatan ke Afghanistan melalui wilayah Rusia dengan kereta api.
Para pemimpin NATO ingin menyerahkan situasi keamanan di Afghanistan pada pasukan pemerintah Afghanistan akhir 2014. Namun mereka berjanji tidak akan meninggalkan negara itu dalam perang melawan Taliban. (kantor berita HT, 25/11/2010).