Wikileaks mulai mengunggah (upload) bocoran komunikasi diplomatik rahasia pemerintah Amerika Serikat (AS) sejak Minggu, 28 November 2010.
Bocoran laporan itu membuat AS resah, namun pengelola laman itu tetap tidak peduli. Bagi mereka, pengungkapan itu menunjukkan bahwa sikap AS dan sekutu-sekutunya tidaklah selalu seperti yang selalu muncul di publik.
“Mulai Minggu, 28 November lalu, Wikileaks mulai mempublikasi 251.287 bocoran komunikasi kawat dari kedutaan-kedutaan besar AS. Ini merupakan dokumen berkatagori rahasia terbesar yang pernah diluncurkan di ranah publik. Dokumen ini akan memberi pandangan yang tak terduga mengenai aktivitas luar negeri pemerintah AS,” demikian pengantar Wikileaks, yang didirikan oleh Julian Assange, di tampilan yang berjudul “Secret US Embassy Cables.”
Wikileaks tidak menyebut siapa yang membocorkan dokumen-dokumen itu dan apakah data tersebut itu benar-benar valid. Masalahnya, pemerintah AS tidak membantah maupun membenarkan bocoran itu.
Menurut stasiun televisi CNN, saat mengenai bocoran data-data itu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, PJ Crowley, hanya mengatakan bahwa bukanlah kebijakan AS untuk mengomentarinya. Namun, selain Wikileaks, sejumlah media massa di AS dan Eropa juga mempublikasikan dokumen-dokumen rahasia itu.
Wikileaks mengungkapkan bahwa satu set lengkap dokumen itu terdiri dari 251.287 data dan terdiri dari 261.276.536. “Ini tujuh kali lebih banyak dari ‘The Iraq War Logs,’ yang merupakan bocoran informasi rahasia yang sudah dipublikasikan sebelumnya,” tulis Wikileaks.
Dokumen itu menghimpun laporan kawat diplomatik dari tanggal 28 Desember 1966 hingga 28 Februari 2010. Laporan ini berasal dari 274 kedubes, konsulat, dan kantor misi diplomatik AS di mancanegara.
Dokumen ini, menurut Wikileaks, mengungkapkan kontradiksi antara citra AS di mata publik dengan apa yang terjadi di belakang layar. “Ini menunjukkan bila rakyat suatu negara demokrasi ingin pemerintah merefleksikan harapan-harapan mereka, maka mereka harus melihat apa yang sebetulanya terjadi di balik layar,” demikian maksud Wikileaks dalam mempublikasikan bocoran dokumen itu.
Menurut Wikileaks, pemerintah AS diketahui telah memberi peringatan kepada sejumlah pemerintah – termasuk yang paling korup sekalipun – di penjuru dunia mengenai potensi bocornya dokumen itu.
Dalam keterangannya, pemerintah AS khawatir bahwa publikasi terbaru dari Wikileaks tidak saja membahayakan keselamatan para diplomat AS di luar negeri. “Pengungkapan demikian menimbulkan risiko bagi diplomat kami, kalangan profesional intelijen, dan orang-orang lain di penjuru dunia yang datang ke AS terkait dengan upaya memperjuangkan demokrasi dan pemerintahan terbuka,” demikian pernyataan Gedung Putih. (vivanews.com, 29/11/2010)
kebusukan as dan sekutunya sudah keliahatan koq, tanpa bocoran…. inilah balasan Alloh atas mereka.wahai ummat kembalilah pada aturannya,tegakkan syariah khilafah