Pada khotbah Jum’at yang lalu, Syaikh Yusuf al-Qaradhawi berbicara tentang Piala Dunia 2022. Ia mengatakan: “Suksesnya Qatar menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 merupakan kemenangan pertama yang dicapai oleh negara Islam atas Amerika Serikat.”
Ia menambahkan: “Kemenangan Qatar adalah tamparan pada wajah Amerika Serikat, dengan bukti keberatan Presiden Barack Obama atas hasil pemungutan suara yang berlangsung bebas dan terbuka. Bahkan berbagai pernyataan yang dibuatnya sangat tidak pantas (buruk).”
Al-Qaradawi sangat memuji usaha keras Qatar dalam bidang olahraga. Ia mengatakan: “Semangat dan tekad kuat Qatar yang terus menantang, telah mendorong saya untuk mendukung dan menyerukan kekalahan bagi Amerika.”
Dalam hal ini al-Qaradhawi telah berubah pikiran yang sebelumnya menilai sepak bola sebagai komedi global yang menghabiskan dan menyia-nyiakan dana besar untuk kepentingan para kapitalis, menjadi sebuah pertempuran untuk berebut kemenangan dan kekalahan.
Bahkan al-Qaradhawi membela negara Qatar. Padahal dalam dokumen yang disampaikan kepada Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA), Qatar menyatakan siap mempromosikan gagasan hidup rukun dengan Yahudi dan toleransi dengan mereka dalam rangka untuk memperoleh kesempatan menjadi tuan rumah Piala Dunia.
Qatar memberikan cek kosong dengan menghabiskan dana yang fantastis untuk biaya kompetisi olah raga, lalu menggadaikan perekonomian dan pendapatan keuangannya untuk kepentingan olah raga, bukan untuk melakukan modernisasi industri dan membangun ekonomi riil di dalam negeri.
Para syaikh salatin (asisoris penguasa), seperti al-Qaradhawi telah berubah menjadi syaikh pemerintahan Qatar yang menjadi rujukan olah raga, dari pada mengemban dakwah Islam dan menyebarkan risalah Islam.
Al-Qaradhawi tidak memperhatikan tindakan tak bermoral dan jahat yang dilakukan oleh para pemimpin Qatar mulai dari normalisasi hubungan dengan Yahudi, pertemuan dengan mereka di Doha, hingga penghamburan harta untuk hiburan serta beragam investasi di Inggris dan Eropa.
Dalam hal ini, bukannya menyerukan persatuan umat dalam satu negara, penerapan syariah Allah di muka bumi, dan merealisasikan kemenangan tentara Islam atas kaum kafir musuh kaum Muslim, justru al-Qaradhawi terlibat dalam membicarakan hal-hal sepele dan tidak berguna, seperti Piala Dunia yang di dalamnya terkandung semua kejahatan kapitalisme. (kantor berita HT, 8/12/2010)
Semoga para Ulama Islam segera kembali ke jalan yang di ridhoi oleh Allah SWT. Amin…!
http://www.eramuslim.com/berita/analisa/qatar-tuan-rumah-piala-dunia-2022-kukuhkan-eksistensi-zionis-israel.htm
benarkah?
Coba renungkan pemikiran Syaikh Taqiyudin an Nabhani dalam kitab Daulah Islam: “Memang mereka memerangi penjajah, tetapi pada saat yang sama mereka pun mengambil tsaqafahnya (juga budaya/gaya hidup sebagai buah dari diambilnya tsaqofah tsb. penj). Padahal, tsaqafah itulah penyebab terjajahnya mereka, sekaligus terkonsentrasikannya penjajahan di negeri-negeri mereka. Selanjutnya, mereka menyaksikan betapa banyak pandangan-pandangannya yang saling bertentangan, rendah, hina, dan menjijikan. Mereka membalikkan punggungnya dari orang-orang asing —dengan mengklaim bahwa hal itu dilakukan untuk memerangi mereka— seraya mengulurkan tangan kepada Barat dari arah belakang dengan maksud untuk mengambil racun-racunnya yang mematikan itu, lalu menelannya. Akibatnya, mereka jatuh tersungkur di hadapannya dalam keadaan binasa.”
Tidakkah Qorodhowi memperhatikan, perhelatan sepak bola dengan cara pengemasan yang terkesan bergengsi & gebyar seperti itu (Piala Dunia, Liga2 bergengsi dunia, liga Champion, dll)telah membuat anak-anak muda kaum muslim lebih terpesona pada sepak bola sehingga bagi mereka sepak bola lebih dari sekedar olah raga, tapi sampai pada batas penentu kehormatan mereka. Akibatnya, anak2 muda kaum muslim sekarang banyak yg perhatiannya teralihkan dari persoalan utama mereka (yakni persoalan ketiadaan syari’ah & penegakannya kembali di muka bumi). perhatian mereka telah dilenakan oleh budaya2 ala Barat semacam sepak bola. Brapa banyak anak-anak muda kaum mslim yg lebih suka menyibukkan dirinya dalam pertandingan kejar bola tersebut dibandingkan menyibukkan diri dalam perjuangan untuk menegakkan Syari’ah? Bukankah ini upaya pensia-siaan SDM kaum muslim secara sistematis? bayangkan jika anak-anak muda kaum muslim yg jumlahnya banyak tersebut dikonsentrasikan untuk perjuangan menegakkan Syari’ah? catatlah, ajang piala dunia adalah desain orang kafir. Apapun yg mereka lakukan dan tawarkan pada kita, persepsi kita harus tetap 1, yaitu: “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti milah mereka.Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (TQS.2:120)
Kemenangan yang sia-sia,yang tidak menghasilkan apa-apa kecuali hanya melanggengkan kemaksiatan dan melenakan umat dengan pemborosan. Jika ingin mengalahkan Amerika seharusnya yang diperjuangakan adalah Penerapan Syariah Islam melalui perjuang Menegakkan Daulah Khilafah Islamiyah yang akan melindungi dan mensejahterakan umat manusia di seluruh dunia.