Jakarta – Penggerebekan tersangka terorisme Abu Tholut oleh Densus 88 menyisakan trauma mendalam bagi sang istri dan anak-anaknya. Istri dan buah hati Abu Tholut shock dan masih dicekam rasa takut.
“Saat penggerebekan, ada istri dan tiga anak abang saya yang masih kecil-kecil. Istrinya menggendong bayi berusia 8 bulan dan 2 anak lainnya menangis serta menjerit ketakutan. Mereka masih shock,” kata adik bungsu Abu Tholut, Kusniati, kepada detikcom, Kamis (16/12/2010).
Kusniati menceritakan, Abu Tholut tengah berada di kamar mandi yang berada di dalam kamar saat penggerebekan pada 10 Desember 2010.
“Dia bukan sedang bersembunyi. Tetapi sedang buang air dan mandi. Istri dan anaknya disuruh keluar dari kamar. Kamar lalu dikunci. Kita tidak tahu apa yang terjadi di dalam,” ujar Kusniati.
Saat keluar kamar, kata dia, mata Abu Tholut ditutup oleh Densus. Tangan kanan dan kiri Abu Tholut dijaga anggota Densus.
“Barang-barang di kamar berserakan. Ada bercak darah di antara kamar mandi dan tumpukan baju anak-anak,” kata Kusniati.
Kusniati mengatakan, istri Abu Tholut juga sempat bertanya mau dibawa ke mana suaminya. “Tetapi dijawab kurang lebih melarang ikut campur. Ipar saya bilang, kalau suaminya diapa-apakan akan dituntut,” papar Kusniati.
Kusniati menegaskan tidak ada penyisiran dan pembersihan warga menjelang penggerebekan Abu Tholut. “Kalau dibilang ada pembersihan, itu dusta 100 persen. Rumah abang saya itu berhimpitan dengan ibu mertuanya yang sudah sepuh, dan di depannya ada rumah kakak dari ipar saya. Mereka semua tidak diungsikan. Protap model apa itu?” kata Kusniati.
Menurut dia, keluarga hingga kini belum menerima surat penangkapan. “Jadi sampai sekarang, keluarga belum tahu keberadaan Abu Tholut,” ujar dia.
Abu Tholut di mata keluarga merupakan sosok yang tegas dan perhatian kepada keluarga. “Sampai belanja sabun dan bedak anaknya saja dia yang belikan sendiri. Kalau dia dibilang lebih ganas dari Azahari dan Noordin, itu fitnah. Dia baik,” kata Kusniati.
Mengenai barang bukti yang ditemukan di rumah Abu Tholut, Kusniati mengaku tidak tahu kebenarannya. “Katanya ada di dalam tas di kamar itu. Saya tidak tahu apa ada sejak dulu atau dadakan. Di kamar mandi, dia tidak pegang senjata,” kata dia.
Ia juga membantah keterlibatan Abu Tholut dalam aksi terorisme di Aceh dan perampokan CIMB Medan. “Abang saya belum pernah ke Aceh. Kalau dia dikatakan menghilang dari teman-temannya, bagi kami itu berarti dia pulang ke keluarganya. Abang saya juga bukan tipe orang yang suka kawin,” tandas Kusniati.
Abu Tholut ditangkap di Desa Bae RT 4 RW 3 Kecamatan Bae, Kudus, Jateng. Saat ditangkap, Densus juga menemukan dan menyita barang bukti berupa 1 pucuk pistol merk Browning HI power automatic berwarna hitam, satu buah magasin pistol jenis FN, 22 butir amunisi dan peluru kaliber 9 mm merek Pindad. Ia telah dikirim ke Jakarta pada Selasa 14 Desember. (detiknews.com, 16/12/2010)