Aljazeerah Net dalam kolom berita internasinalnya mengatakan, bahwa berdasarkan hasil penelitian yang dirilis baru-baru ini menunjukkan “satu dari setiap empat orang di dunia melakukan penyuapan dalam setahun terakhir. Dalam hal ini, dan departemen kepolisian merupakan institusi yang paling banyak menerima suap.”
Hasil penelitian yang disusun oleh Transparency International bertepatan dengan Hari Anti Korupsi Sedunia mengatakan seperempat dari penduduk dunia telah melakukan kejahatan penyuapan terhadap sekitar 11% dari berbagai lembaga (satu dari setiap sembilan lembaga).
Tercatat bahwa negara-negara Afrika sub-Sahara menempati peringkat pertama dalam hal suap. Kemudian disusul oleh negara-negara di Timur Tengah dan Afrika Utara yang menduduki peringkat kedua.
Korupsi keuangan dan administrasi merupakan salah satu buah dari sistem Kapitalisme yang menciptakan probadi-pribadi rakus dan serakah. Kemudian virus korupsi menyebar dengan berbagai bentuknya di semua struktur pemerintahan, keamanan, serta sektor publik dan swasta, sebagai akibat dari ditanamnya budaya suap dan korupsi untuk memuluskan setiap kepentingan dan mendapatkan manfaat. Sehingga menjadikan suap ini sebagai hal yang harus dilakukan untuk melaksanakan urusan kehidupan agar berjalan mulus.
Kapitalisme apapun modelnya akan membentuk hubungan antara manusia berdasarkan kaidah “Meraih sebesar mungkin manfaat dan kesenangan fisik.” Kaidah ini mendorong-siapaun yang telah kemasukan racun Kapitalisme-untuk menggunakan semua cara dalam mencapainya. Karupsi ini sangat telanjang terjadi di struktur pemerintah, parlemen, lembaga resmi, dan dalam lingkaran politik. Oleh karena itu, Amerika-pemimpin Kapitalisme global-berusaha memaksakan visi dan model hidupnya untuk negara-negara di dunia, termasuk memaksakan demokrasi dan kolonialisme atas masyarakat, sekalipun untuk merealisasikannya harus menggunakan tank-tank dan pesawat.
Amerika melihat dalam demokrasi ada sebuah celah untuk membeli perlindungan, khususnya dalam DPR, untuk mewujudkan legislasi undang-undang yang akan menjaga kepentingannya dengan pembelian perlindungan para politisi, penguasa dan anggota DPR yang haus suap dan berpikir pragmatis. Dan contoh dalam kasus ini banyak sekali hingga tidak bisa disebutkan satu persatu di artikel ini. Namun, yang paling dikenal adalah “Mr 10%”, yaitu Presiden Asif Zardari, yang sudah dikenal suka menerima suap sebelum ia berkuasa, apalagi setelah ia menjadi presiden!
Sedang penyebab merajalelanya korupsi keuangan di negeri-negeri dunia Islam, selain akibat dari Kapitalisme yang berasakan manfaat, yang dipaksakan pada rakyatnya, adalah ketidakmampuan rezim penguasa yang berkuasa dalam memberikan pelayanan dan pengaturan yang benar; tidak adanya mekanisme yang layak dan mudah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, karena penerapan sistem birokrasi ketika mengurus berbagai kepentingan hingga memperkeruh kehidupan masyarakat; serta adanya peluang bagi para pragmatis untuk memanfaatkan semua itu karena ketamakannya terhadap uang suap serta keinginan menumpuk kekayaan.
Adapun solusi mendasar atas maraknya korupsi keuangan, administrasi, dan politik, serta setiap bentuk lain dari beragam bentuk kejahatan ini adalah diterapkannya Islam dan sistemnya yang adil dengan penerapan yang sempurna dan menyeluruh secara revolusioner, agar cahanya menyinari dan membimbing manusia, serta mengeluarkannya dari kesempitan dan kesulitan akibat diterapkannya Kapitalisme menuju keadilan Islam.
Rasulullah Saw bersabda: “Allah melaknat penyuap, yang menerima suapn dan markusnya.” (HR. Ahmad).
Sumber: hiz-ut-tahrir.info, 16/12/2010.