Bogor – Ada banyak versi mafia hukum menurut Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD. Mahfud berpendapat, Gayus Tambunan itu mafia yang sistematis. Selain itu, ada mafia eceran dan mafia yang melakukan tekanan.
“Kalau saya lihat, mafia itu adalah kerjasama yang sistemik. Ada juga yang eceran. Padahal, dia tidak punya akses apapun. Tetapi disuap, padahal cuma ketemu doang,” kata Mahfud dalam diskusi Evaluasi Kinerja Satgas di Istana Bogor, Rabu (22/12/2010).
Dikatakan dia, Gayus itu merupakan mafia yang sistematis. Gayus melibatkan jaksa, hakim, pengacara, dan polisi. “Purna itu. Itu mafia sistematis,” ujar Mahfud.
Selanjutnya, kata dia, ada juga mafia yang tidak sistematis. Pimpinannya tidak tahu, lalu ada pemerasan secara sepihak.
“Jenis mafia lain, bukan hanya soal uang. Tetapi juga soal tekanan dan pengaruh keputusan melalui tekanan opini atau politik, atau blackmail,” kata Mahfud.
Mahfud memakai strategi keterbukaan di MK untuk mengantisipasi mafia.
“Kita tidak boleh melindungi institusi karena kita kerja untuk negara,” kata dia.
Apabila ada kasus yang sensitif, Mahfud mengaku berbicara di media secara blak-blakan.
“Kemudian, ada pendapat dari Harifin, Bagir, kemudian saya bilang ke teman-teman tuh lihat kita sudah ditekan oleh publik. Kita lakukan saja,” ujarnya.
Namun demikian, Mahfud harus melindungi anak buahnya yang benar.
“Jangan sewenang-wenang atas nama LSM menuduh korupsi. Majelis kode etik terbentuk, kemudian dilihat hakimnya ada yang salah. Pas lagi salat, dilihat kaos kakinya satu warna hitam, satu warna coklat. Dibilangnya ini tidak teliti berarti. Jadi kayak dicari-cari kesalahannya sampai habis,” papar Mahfud. (detik.com, 22/12/2010)
ya beginilah kalo hukum buatan akal, jadinya segalanya jadi akal akalan, adil dilihat dari perut masing2. dan dijalankan sesuai dengan keinginan masing2 juga, koruptor derajatnya dibuat lebih baik daripada maling ayam, kalo maling ayam dibakar hidup2, tapi koruptor cukup dengan hotel prodio satu atau dua taun, dengan fasilitas lengkap setingkat hotel bintang lima.