Aksi Hari Ibu DIY: Ibu Indonesia Tolak Kapitalisme, Perjuangkan Syariah dan Khilafah

HTI Press. Tahun 2010 tercatat hampir 70% dari 43,4 juta penduduk miskin Indonesia adalah Perempuan Kemiskinan telah melanggengkan buruknya gizi dan kondisi kesehatan ibu, tingginya angka kematian ibu, dan tidak maksimalnya peran ibu dalam membangun karakter bangsa yang bermartabat. Tidak berlebihan jika dikatakan kemiskinan merupakan permasalahan bangsa yang mendesak dan memerlukan penanganan dan pendekatan yang sistematis, terpadu dan menyeluruh dalam rangka memenuhi hak-hak dasar warga Negara secara layak untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang bermartabat.

Namun penyelesaian persoalan kemiskinan perempuan dengan mewujudkan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan demi memuluskan berbagai program pemberdayaan ekonomi perempuan adalah pilihan penyelesaian yang akan memperburuk kondisi perempuan dan kedepannya akan merusak generasi.

Didorong kepedulian besar terhadap nasib dan masa depan bangsa serta cita-cita  besar mewujudkan Indonesia yang lebih baik sebagai bangsa yang mandiri dan bermartabat dalam naungan ridlo Allah, untuk itu, Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) DPD I HTI-DIY, mengadakan aksi peduli umat, Rabu 22 Juli 2010 mengangkat momentum “Hari Ibu” dengan Tema “IBU INDONESIA TOLAK KAPITALISME, PERJUANGKAN SYARIAH DAN KHILAFAH” yang diikuti kurang lebih 500 peserta aksi dari kalangan mahasiswi, Ibu rumah tangga, remaja dan pemerhati perempuan se-DIY. Aksi yang bertolak dari Gedung DPRD DIY menuju Perempatan Kantor Pos Yogyakarta (titik nol). Diikuti dengan serangkaian aksi diantaranya orasi dan pernyataan sikap Muslimah hizbut Tahrir Indonesia.

Adapun rangkain aksi yang diawali dengan pembacaan do’a , yaitu : Orasi  Pertama disampaikan Oleh Ibu Meti Astuti, SEI. Dalam orasinya, beliau menggambarkan tipu daya kapitalis yang menjerumuskan perempuan dalam mengentaskan kemiskinan dan mengajak perempuan Indonesia khususnya untuk ikut memikirkan penyelesaian permasalahan yang dihadapi masyarakat akibat penerapapan system ekonomi kapitalisme yang berakibat kepada terseretnya perempuan ke dunia publik dengan mengabaikan dunia domestiknya.

Pada kesempatan kedua, orasi disampaikan Oleh Ibu Lis Arifah, MPd. Dalam orasi beliau menggambarkan fitrah ibu akibat penerapan sistem kapitalisme (kekerasan dalam anak, penjualan anak, membanting tulang demi sesuap nasib dan eksistensi diri). Dampak ketika ibu kehilangan fitrahnya adalah terjadinya keretakan dan kehancuran rumah tangga dan kenakalan remaja dan sebagainya yang menjadi turunan dari penerapan sistem ini.

Dengan mengangkat tema “Khilafah menjamin kesejahteraan masyarakat”, orasi ketiga ini disampaikan Oleh Ibu Eksi Insaniah Ahmad, SPd. Beliau memberikan gambaran penyelesaian permasalahan ini, dengan penerapan system selain system ekonomi kapitalisme yaitu menjadikan system ekonomi Islam dibawah kepemimpinan system politik dan pemerintahan khilafah Islamiyah, sebagai satu-satunya solusi bagi permasalahan ini dan juga permasalahan-permasalahan lainnya. Beliau menegaskan kembali bagaimana sistem Islam telah terbukti akuntabilitasnya sebagai problem solver kehidupan saat ini dan masa datang.

Pada kesempatan terakhir, orasi yang disampaikan oleh Ibu Eulis Siti Murnaesih S.S, menekankan dan menegaskan kembali bagaimana penjagaan sistem Islam (Khilafah Islamiyah) terhadap seluruh warga negaranya. Di mana Khilafah Islamiyah  memastikan pemenuhan hak-hak perempuan oleh wali, keluarga, masyarakat dan Negara. Hanya sistem Khilafah dengan seorang Khalifah yang dapat menjamin ini semua. Beliau menutup orasinya dengan mengajak seluruh peserta aksi dan masyarakat tidak ketinggalan Pemerintah untuk kembali kepada Islam sebagai sistem Dunia yang telah teruji  dalam menyelesaikan permasalahan bangsa ini.

Acara aksi ditutup dengan pembacaan Pernyataan Sikap Muslimah Hizbut-Tahrir Indonesia yang disampaikan oleh Ketua DPD Muslimah Hizbut-Tahrir Indonesia DPD I HTI-DIY Ibu Siti Muslihati, S.P., M.Si dan Pembacaan Komitmen Bersama Ibu Penegak Syariat dan Khilafah telah menyempurnakan  serangkaian aksi.

Akhir aksi ditutup dengan do’a semakin menambah kesadaran dan keyakinan akan penyelesaian permasalahan bangsa hanya kepada sistem Islam. []MHTI DIY

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*