Pemerintah Inggris telah melatih pasukan Bangladesh semi militer, yang dikenal dengan nama Rapid Action Battalion (RAB).
Pasukan ini telah melakukan ratusan operasi pembunuhan di Bangladesh. Ini menurut apa yang dipublikasikan di situs Wikileaks melalui telegram yang bocor dari Kedutaan AS.
Surat kabar “The Guardian” mengatakan tentang isi salah satu telegram yang bocor bahwa Inggris juga memberikan pelatihan kepada para anggota pasukan tersebut mengenai metode penyidikan dan interogasi, serta tehnik pertempuran dan aksi cepat. Dikatakan bahwa Amerika menolak untuk memberikan pelatihan pada pasukan ini, karena bertentangan dengan perundang-undangan AS, di mana dalam pelatihan ini ada pelanggaran terhadap hak asasi manusia.
Surat kabar itu mengatakan bahwa pasukan ini oleh para aktivis di bidang hak asasi manusia dituduh sebagai “pasukan kematian” yang bertanggung jawab atas lebih dari 1000 operasi pembunuhan di luar ketentuan hukum sejak didirikannya pada tahun 2004.
Bahkan Komandan pasukan ini mengatakan bahwa pasukannya pada bulan September tahun lalu telah membunuh 577 orang, dan pada bulan Maret tahun ini telah membunuh 622 orang dalam sebuah aksi baku tembak (kantor berita HT, 29/12/2010).