HTI Press. Tepatnya Tanggal 10 Januari 2011 Kabupaten Cianjur akan mengadakan Pemilukada. Enam pasangan calon bupati dan wakil bupati telah resmi menjadi peserta Pemilukada. Berbagai cara dilakukan oleh ke enam pasangan untuk meraih dukungan masyarakat Cianjur. Seluruh masyarakat yang memiliki hak pilih dan terdaftar dihimbau dan didorong untuk menentukan hak pilihnya.
Momen Pemilukada oleh berbagai pihak dianggap sangat penting. Seolah-olah bahwa masa depan Cianjur hanya ditentukan oleh hasil dari Pemilukada kali ini. Banyak masyarakat yang menaruh harapan besar dari Pemilukada ini, tapi tidak sedikit juga masyarakat yang apatis dan menganggap bahwa Pemilukada tidak akan memberikan pengaruh positif terhadap rakyat. Mayoritas masyarakat Cianjur yang beragama Islam tentu saat ini tengah mencari-cari adakah pasangan yang peduli terhadap Islam dan Syariat Islam.
Berkenaan dengan hal di atas, pada tanggal 2 Januari Kemarin HTI DPD II Cianjur mengadakan HIP yang ke-4 bertempat di gedng KONI Cianjur, temanya adalah “Adakah Pemimpin Penegak Syariah?” dengan pembicara . Dr. Beny Benyamin, M.Pd (Akademisi) dan Ust. Lutfi Affandi, MH (Humas HTI Jabar). Alhamdulillah, tokoh- tokoh yang datang sekitar 300 orang memenuhi gedung. Acara tersebut juga diliput oleh Media lokal TVC dan RSPD.
Para peserta antusias menyimak materi yang disampaikan para pembicara. Bahkan pada saat setelah pembicara menjelaskan Kriteria pemimpin yang sesuai dengan syariat Islam, pembicara menanyakan apakah calon-calon sekarang ada yang akan menerapakan syariat Islam secara sempurna. Serentak para peserta menjawab tidak ada. Tidak hanya itu Ustadz Lutfi Affandi menjelaskan tentang hukum syara memilih pemimpin . Menurut beliau wajib memilih pemimpin yang akan menegakkan syariat Islam sedangkan Haram memilih pemimpin yang tidak akan menerapkan Syariat Islam.[]
Memang betul ya selama ini namanya kepala daerah bukan pejuang syariah namun hanya pemimpin pejuang Kapitalis dan Liberalis yang nota bene sebagai kepanjangan ideologi Amerika dan sekutunya yang tiada henti membunuhi ummat Islam itu.Sewajibnya, namanya kepala daerah hingga Pusat di negeri Islam ini ya menerapkan SYARIAH dan KHILAFAH.Sangat disayangkan jika mereka membebek dengan sistem dari kaum kafir tersebut. Ya saya mah cuma mengingatkan bahwa jika kepemimpinan itu didasarkan atas sistem selain dari Allah Swt maka disamping realitasnya rakyat makin rusak dan amburadul juga dipastikan laknat dan adzab yang akan dideritanya “khalidiina fiiha” di negeri akherat nanti. Ya, selamat berjuang saudara-saudaraku untuk menegakkan kepemimpinan yang berbasis Syariah dan Khilafah tuk menggapai ridla Allah Swt. Amin.ALLAHU AKBAR!