Paus Intervensi Urusan Negeri Islam dengan Dalih Lindungi Kristen

Pemimpin Gereja Katolik, Benediktus XVI dalam pidato tahunannya untuk para diplomat yang ditugaskan di Vatikan, pada tanggal (9/1/2011), fokus terhadap masalah kebebasan beragama di negeri-negeri Islam. Ia berkata: “Pemerintah di Timur Tengah wajib melindungi minoritas Kristen yang tinggal di negara-negara tersebut. Hal ini penting menyusul serangan terhadap gereja-gereja di Mesir dan Irak.”

Ia berkata: “Undang-undang yang menghalangi masyarakat untuk memperoleh haknya dalam hal kebebasan beribadah. Di antarnya undang-undang penodaan agama yang berlaku di Pakistan. Sehingga saya meminta para pemimpin negara ini untuk mengambil langkah-langkah yang menjamin penghapusannya, karena undang-undang ini digunakan sebagai alasan untuk melakukan kezaliman dan kekerasan terhadap agama minoritas.”

Pernyataan yang dibuat oleh Benediktus XVI, Pemimpin Gereja Katolik ini merupakan pernyataan untuk intervensi secara langsung terhadap urusan negeri-negeri Islam. Dan itu dilakukan dengan memanfaatkan situasi yang berkembang di sana, serta ledakan yang terjadi di gereja-gereja. Kemudian ia menyerukan untuk melindungi kaum Kristen yang tinggal di negara ini. Padahal ia tahu bahwa apa yang terjadi di negeri-negeri Islam, serta penderitaan yang sedang dialami oleh kaum Kristen tidak lain adalah akibat dari ulah negara-negara penjajah yang diakui sebagai negara-negara Kristen. Dan negara-negara inilah yang telah menjajah negeri-negeri kaum Muslim, serta yang menciptakan situasi buruk di negeri ini.

Anehnya, ketika tentara salib Amerika membantai ratusan ribu rakyat Irak, menghancurkan negeri mereka, dan melanggar kesucian masjid-masjidnya, ia tidak mengucapkan sepatah kata pun terhadap kejahatan ini.

Sungguh ia begitu berani menuntut Pakistan untuk mencabut undang-undang negaranya. Dan ini merupakan puncak intervensi terhadap urusan dalam negeri bagi negara yang menganggap dirinya mendeka dan memiliki hak untuk melindungi kekuasaan atas wilayahnya.

Namun dengan semua itu, amat disayangkan bahwa para penguasa Pakistan tidak bereaksi apapun. Apalagi memutus hubungan dengan Vatikan (kantor berita HT, 15/1/2011).

One comment

  1. tidak adakah perlawanan yang bisa ditunjukkan!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*