Ketua Persatuan Ulama Muslim internasional, Syaikh Yusuf al-Qaradhawi memuji revolusi rakyat Tunisia, yang menyebabkan lengsernya Presiden Zine al-Abidine Ben Ali. Qaradhawi meminta untuk menyelesaikan gerakan ini, “dan membersihkan simbol-simbol rezim yang tersisa, setelah lengsernya penguasa tiran.”
Qaradhawi mengatakan: “Setelah merobohkan berhala Hubal yang terbesar, maka harus merobohkan sisa-sisa berhala yang mengelilinginya, seperti Lata dan Uzza, serta sisa-sisa para pelayannya, yang telah mengabdi pada rezim yang membuat rakyat Tunisia menderita selama bertahun-tahun.”
Qaradhawi juga mengkritik pemberian tugas kepada Perdana Menteri di era Ben Ali (Mohamed Ghannouchi) untuk membentuk pemerintah sementara. Ia mengatakan bahwa “Tidak pantas bagi seseorang yang telah membunuh banyak orang diserahi tanggung jawab untuk membentuk pemerintah yang akan menyelamatkan negara” dari krisis yang menyelimutinya saat ini.
Qaradhawi menambahkan dalam sebuah wawancara via telepon dengan Al Jazeera, “Kami ingin pemerintah penyelamat yang benar-benar baru, yang tidak seorang pun berasal dari partai yang berkuasa, yakni pemerintah harus berasal dari luar partai.”
Dan Qaradhawi menyerukan kembalinya para ekspatriat ke Tunisia, pembebasan semua tahanan politik, dan pengembalian aspek kehidupan yang normal.
Persatuan Ulama Muslim internasional mengatakan dalam sebuah pernyataan yang disampaikan hari Rabu lalu, bahwa ia mengikuti dengan “keprihatinan yang besar, hati tersayat, dan perasaan sedih, bahwa gerakan protes terus berkembang di beberapa kota dan desa Tunisia,” dan menyerukan rakyat Tunisia untuk tetap konsisten “dengan bentuk kedisiplinan yang tinggi dalam menjaga harta benda, serta fasilitas-fasilitas umum dan pribadi.” (aljazeera.net, 16/1/2011).
semoga revolusia tunisia menjalar ke indonesia aminn ALLAHUAKBAR