Jakarta – Pemerintah AS memanfaatkan social media di Indonesia mulai dari blog, Facebook sampai Twitter, untuk menyebar pengaruhnya. Dana tambahan yang diminta oleh Kedubes AS Jakarta mencapai US$ 100.000 atau Rp 900 juta rupiah.
Hal ini terungkap dalam sebuah kawat pada 12 Februari 2010 silam dari Kedubes AS Jakarta, kepada pejabat Kemlu AS bernama Jared Cohen. Seperti dilansir Guardian, Rabu (19/1/2011), kawat itu mengungkap strategi AS untuk memanfaatkan social media di Indonesia untuk kepentingan AS.
“Kedubes AS Jakarta meminta tambahan dana segera untuk menggunakan media baru dan jejaring sosial untuk memaksimalkan raihan online untuk kunjungan Presiden AS yang dijadwalkan akhir Maret 2010,” demikian bagian ringkasan kawat tersebut.
Dana yang dimintakan ini besarnya US$ 100.000 atau sekitar Rp 900 juta. “Kami meminta US$ 100.000 dalam pendanaan dari R untuk mendorong keanggotaan fans Facebook kami menjadi 1 juta orang, dan dapat mencapainya dalam 30 hari,” demikian permintaan mereka.
Uang sebanyak ini rencananya akan digunakan untuk tiga area. Yang pertama adalah untuk iklan sebesar US$ 60.000.
“Dana ini akan digunakan untuk mempromosikan kunjungan dan fan page (Facebook) sebagai tempat untuk belajar dengan beriklan secara ekstensif di portal online, iklan banner, YouTube, Twitter, dan upaya promosi lain, termasuk blogger-blogger yang melekat, kontes dan hadiah, dan menggunakan teknologi SMS,” demikian penjabaran strategi itu.
Strategi kedua adalah dengan Golden Ticket sebesar US$ 15.000. Strategi Golden Ticket ini adalah memberikan kesempatan kepada orang Indonesia yang beruntung, untuk bertemu Presiden AS Barack Obama ketika dia berkunjung ke Indonesia.
Bagaimana cara menggelar Golden Ticket? Kedubes AS menyebutkan dengan platform social media, masyarakat Indonesia diminta memposting kenapa mereka layak bertemu Obama.
“Menggunakan platform social media untuk menghubungkan fans dengan kunjungan Obama, juga membangun kegembiraan sebelum kunjungan dan tindak lanjut setelah kunjungan. Sebagai tambahan, kita bisa berpartner dengan stasiun TV lokal untuk acara finalis dan meningkatkan peliputan. Jika Gedung Putih tidak setuju, alternatifnya adalah ‘hadiah impian’ berupa jalan-jalan edukatif ke AS,” jelas mereka.
Strategi terakhir adalah tim media baru dari Kedubes AS yang akan dibantu pakar pemasaran digital. Tujuannya agar dua strategi sebelumnya bisa segera berjalan dengan waktu yang terbatas. Biayanya sebesar US$ 25.000.(detiknews.com, 19/1/2011)