Peshawar – Lebih dari 10.000 orang menggelar aksi protes anti-Amerika Serikat di Kota Peshawar, Pakistan barat laut. Mereka memprotes pembunuhan warga sipil akibat serangan-serangan pesawat tanpa awak yang dilakukan Amerika Serikat di daerah-daerah kesukuan di Pakistan.
Aksi tersebut dilakukan para aktivis kelompok fundamentalis terbesar di Pakistan, Jamaat-i-Islami (JI). Massa memblokir jalan utama di Peshawar dan selama enam jam duduk di depan gedung parlemen setempat, Khyber Pakhtunkhwa.
Para demonstran meneriakkan slogan-slogan anti-AS. Massa juga membawa spanduk-spanduk bertuliskan “Matilah Amerika”, “Hentikan serangan pesawat tak berawak di Pakistan’ dan “Tidak untuk intervensi Amerika di Pakistan”.
Ada pula banner bertuliskan “Dengar Obama, jangan bunuh muslim-muslim tidak berdosa”. Para demonstran mendesak Amerika segera menghentikan serangan-serangan pesawat tak berawaknya di wilayah Pakistan. Demonstran juga mempertanyakan sikap diam pemerintah Pakistan soal serangan-serangan AS itu.
“Mengapa pemerintah diam soal serangan pesawat tanpa awak AS? Serangan-serangan ini bertentangan dengan kepentingan Pakistan,” cetus pimpinan JI Syed Munawar Hasan kepada massa seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (24/21/2011).
Menurut seorang perwira polisi di lokasi unjuk rasa, jumlah para demonstran mencapai lebih dari 10 ribu orang. Sebelumnya aksi demo serupa digelar di Kota Miranshah pada Jumat, 21 Januari lalu.
Wilayah-wilayah kesukuan di Pakistan termasuk Waziristan Utara sering menjadi target gempuran-gempuran pesawat tanpa awak AS dalam beberapa tahun terakhir.
Selama tahun 2010, serangan udara yang dilancarkan AS itu meningkat dua kali lipat menjadi sekitar 124 serangan yang menewaskan hampir 1.200 orang.
Pemerintah AS berulang kali mengklaim bahwa serangan udara tersebut menargetkan para militan yang menyeberangi perbatasan Pakistan untuk masuk ke Afghanistan. Namun menurut warga setempat, warga sipil justru sering menjadi korban serangan-serangan AS tersebut.
Menurut sumber-sumber Pakistan, serangan pesawat tak berawak itu menewaskan hampir 50 warga sipil untuk setiap satu militan yang ditargetkan AS. (detiknews.com, 24/1/2011)